
Gokil! Tak Punya Gandum, Ekspor Biskuit RI Malah Naik 12%

Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat Eropa disebut-sebut mulai mengalihkan konsumsi gandum ke beras, seiring dengan semakin ketatnya pasokan global. Namun ternyata kondisi ini tak lantas menekan peluang bagi ekspor produk olahan berbahan baku gandum dari Indonesia.
Plh. Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kementerian Perdagangan (Kemendag) Miftah Farid mengatakan, data menunjukkan ada kenaikan ekspor dari Indonesia ke Eropa, seperti biskuit.
"Ada peningkatan untuk processed food (makanan olahan) berbasis gandum seperti biskuit. Di tahun 2023 ini tumbuh di atas 10% yakni 12,18%," katanya dalam Press Conference The Global Food Marketplace atau Salon International de I'alimentation (SIAL Interfood) di kantor Kemendag, Rabu (1/11/2023).
Padahal, Indonesia adalah salah satu negara pengimpor gandum di dunia. Data APTINDO menunjukkan, pada tahun 2022, volume impor gandum RI tercatat mencapai hampir 9,5 juta ton, dan sepanjang Januari-Mei 2023 tercatat nyaris 4,2 juta ton.
"Kemudian food preparation seperti meals (pangan olahan setengah jadi) tumbuh 151%. Ini menunjukkan ada relevansi kebutuhan substitusi gandum tadi, memang ada pertumbuhan di sektor yang bahan bakunya dari gandum," lanjutnya.
Selain makanan jadi seperti biskuit, ada juga bahan baku makanan lain dari Indonesia yang berpotensi mengalami kenaikan penjualan, yakni produk perikanan.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia AP51 Budhi Wibowo menyebut, memang saat ini produk ini masih belum maksimal masuk ke dalam pasar Eropa, karenanya peluang untuk menambah pangsa pasar bakal semakin besar.
"Produk perikanan ke pasar Eropa urutan kelima, jadi nggak terlalu besar selama ini. Masalah macam-macam, terutama di harga, harga beli mereka nggak terlalu mahal. Pertama AS, lalu China, Jepang, Asean lalu Eropa nilai ekspornya 3-4%," katanya.
"Peluang ke Eropa masih banyak, yakni makanan olahan seperti value added (bernilai tambah) yang masuk ke pasar Eropa," tambah Budhi.
Sebelumnya, Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengungkapkan, ada fenomena baru muncul di masyarakat Eropa. Menurutnya, mulai ada peralihan makanan pokok warga Eropa, dari gandum menjadi nasi. Hal itu, kata dia, sudah berlangsung selama berbulan-bulan disebabkan adanya perang antara Rusia dan Ukraina.
"Karena kenaikan gandum dari negara perang Rusia-Ukraina, ini berpengaruh ke gandum di mana saat ini negara-negara Eropa yang biasanya makan gandum banyak yang beralih ke beras," kata Febby dalam Diskusi Forum Wartawan Pertanian, Selasa (31/10/2023).
"Terjadi kenaikan ekspor Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar banyak ke negara Eropa," sebut Febby.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beras Kini Jadi Rebutan di Dunia, Orang Eropa Makin Doyan