
Harga Minyak Membubung, Begini Dampaknya Bagi PDSI

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), unit usaha PT Pertamina (Persero) di bidang jasa pengeboran minyak dan gas bumi, mengungkapkan kenaikan harga minyak mentah belakangan ini telah berdampak positif bagi sejumlah proyek perusahaan.
Direktur Utama PDSI Rio Dasmanto membeberkan, naiknya harga minyak mentah akhir-akhir ini telah membuat Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) berlomba-lomba untuk menggenjot produksi. Kondisi tersebut tentunya membuat pesanan untuk jasa pengeboran ke PDSI turut melonjak.
"Dengan naiknya harga minyak, pengelola Wilayah Kerja berlomba-lomba menggenjot produksinya, harganya cukup tinggi, sehingga order ke kami naiknya cukup signifikan, kalau bicara kaitannya dengan performa PDSI," kata dia dalam acara 'Road to CNBC Indonesia Awards 2023: Best Energy Companies', dikutip Rabu (1/11/2023).
Rio menyebut, selama ini produktivitas perusahaan dalam mengelola jumlah sumur migas berkisar di bawah 60%. Namun tahun ini dapat mencapai tertingginya yakni hingga 73%.
"Bulan Oktober kemarin sudah mencapai 78%, itu menunjukkan demand untuk drilling tertinggi. Kami juga diminta untuk menyiapkan rig drilling tahun depan yang tadi saya sampaikan tadi," kata dia.
Menurut Rio, dengan adanya peningkatan tersebut, dari sisi performa keuangan perusahaan akhirnya juga ikut terdongkrak. Meski begitu, ia tidak membeberkan secara detail.
"Kalau prediksi kenaikan harga cukup sulit, fluktuasi bisa tiba-tiba naik dan turun tapi kalau prediksi tahun depan cukup stabil di atas itu," katanya.
Seperti diketahui, sejak Agustus 2023 harga minyak mentah dunia terus bergerak naik ke atas US$ 84 per barel, bahkan pada September 2023 sempat menyentuh US$ 96,55 per barel.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anak Usaha Pertamina Teken Kontrak Ngebor Migas Exxon Rp485 M