Presiden AS Joe Biden Blak-blakan: Saya Zionis!

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut dirinya seorang Zionis. Sebagaimana diberitakan oleh Reuters, Biden menyebut Zionis saat melakukan pertemuan tertutup dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan lalu.
"Saya tidak percaya seseorang harus menjadi Yahudi untuk menjadi zionis dan saya seorang zionis," kata Biden dikutip dari Reuters, Minggu (29/10/2023).
Sumber pejabat AS yang menghadiri pertemuan itu, mengatakan pernyataan Biden disambut anggukan dari politisi dan jenderal Israel.
Pernyataan Biden itu mendapat respons anggukan dari para politisi dan jenderal Tel Aviv. Ini diceritakan sumber pejabat AS yang menghadiri pertemuan tertutup itu, bahkan saat Gaza diblokade dan dibombardir dengan serangan udara Israel yang banyak memakan korban warga sipil.
Sejumlah sumber lain mengatakan dalam sesi pribadi Biden dan Netanyahu, keduanya bahkan tidak menunjukkan ketegangan yang kadang-kadang muncul jika pemimpin negara bertemu.
Namun Biden mengajukan pertanyaan sulit kepada Netanyahu tentang "serangan yang akan datang" termasuk "sudahkah Anda memikirkan apa yang akan terjadi keesokan harinya?". Ia bahkan menyampaikan keraguan apakah Israel belum mencapai tujuan akhir.
Biden sebenarnya bukan seorang Yahudi. Dia merupakan keturunan Katolik Irlandia. Namun, sejak lama Biden disebut menunjukkan ketertarikannya kepada Israel. Pernyataan 'Saya Zionis' disebut juga bukan pertama kali ini dilontarkan oleh Biden.
Biden disebut menjadi salah satu "sahabat Israel" terkemuka dalam politik AS. "Hubungan Biden dengan Israel tertanam kuat dalam DNA politiknya," kata mantan perunding Timur Tengah yang menjabat enam menteri luar negeri di pemerintahan Demokrat dan Republik, Aaron David Miller. "Suka atau tidak, dia berada di tengah krisis yang harus dia atasi," kata Aaron melanjutkan.
![]() Presiden AS Joe Biden menghadiri pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (tidak dalam gambar), saat ia mengunjungi Israel di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, 18 Oktober 2023. (REUTERS/Evelyn Hockstein) |
Sudah Lama Dapat Uang Israel?
Seorang mantan pejabat AS menyebut kesadaran Biden terhadap penganiayaan kepada orang Yahudi dan insiden anti-semitisme tertinggi di AS tahun lalu mungkin menjadi alasan Biden berpihak ke Israel. Apalagi setelah serangan Hamas 7 Oktober, yang menjadi insiden terburuk bagi Israel 80 tahun terakhir.
Namun, analisis lainnya menyebutkan bahwa Biden merupakan anggota senat AS yang mendapatkan sumbangan terbesar dari kelompok pro-Israel. Dikutip dari data Open Secrets, selama 36 tahun menjabat Senat, Biden diperkirakan menerima US$ 4,2 juta sumbangan dari kelompok tersebut.
Saat menjabat wakil presiden, Biden kerap menjadi penengah dalam hubungan sensitif antara Barack Obama dan Netanyahu, yang memang dikatakan kerap tak akur.
Dennis Ross, seorang penasihat Timur Tengah pada masa jabatan pertama Obama, mengenang intervensi Biden untuk "mencegah pembalasan terhadap Netanyahu atas penghinaan diplomatik selama kunjungan Obama pada tahun 2010". Obama kala itu, kata Ross, ingin mengambil tindakan keras atas pengumuman Israel mengenai perluasan besar-besaran perumahan bagi orang-orang Yahudi di Yerusalem Timur, separuh kota yang sebagian besar dihuni warga Arab yang direbut dalam perang tahun 1967.
"Kapanpun keadaan menjadi tidak terkendali dengan Israel, Biden adalah jembatannya," kata Ross, yang kini bekerja di Washington Institute for Near East Policy. "Komitmennya terhadap Israel begitu kuat... Dan itulah naluri yang kita lihat sekarang," katanya.
Terancam di Pilpres 2024
Sementara itu, keberpihakan Biden dengan pemimpin sayap kanan Yahudi itu berisiko ke partainya, Partai Demokrat. Ini bahkan bisa membuat bahaya posisi Biden di pemilu tahun 2024, seiring meningkatnya kecaman internasional terhadap taktik Israel yang juga menyasar ke AS.
Masih dikutip dari Reuters, keberpihakan Biden telah mendorong banyak warga Palestina dan negara-negara Arab lainnya untuk menganggap dirinya terlalu bias dalam mendukung Israel untuk bertindak sebagai perantara perdamaian.
"Presiden Biden, tidak seluruh warga Amerika mendukung Anda dalam hal ini, dan Anda perlu sadar dan memahami," kata anggota Kongres Rashida Tlaib, satu-satunya warga Amerika keturunan Palestina di Kongres.
"Kami benar-benar menyaksikan orang-orang melakukan genosida," tambahnya.
Di sisi lain, jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dirilis pada hari Senin menunjukkan simpati publik AS yang lebih kuat terhadap Israel dibandingkan sebelumnya. Ada dukungan tertinggi terhadap Israel di kalangan Partai Republik sebesar 54%, dibandingkan dengan 37% dari Partai Demokrat.
Namun, generasi muda Amerika menunjukkan lebih sedikit dukungan terhadap Israel. Ini jika dibandingkan warga Amerika yang lebih tua.
(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Tegaskan Dukungan, Joe Biden Bakal Kunjungi Israel