
Listrik RI Luber, Wacana Turunkan Kapasitas PLTU Mencuat

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan kondisi di sistem kelistrikan Jawa-Bali saat ini masih mengalami oversupply. Sehingga penurunan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di wilayah tersebut memungkinkan, salah satu yang dibahas adalah PLTU batu bara Suralaya 1, 2, 3 dan 4.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan (Dirjen Gatrik) Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu sejatinya belum dapat memastikan apakah pemerintah akan menurunkan daya PLTU Suralaya 1, 2, 3 dan 4. Namun ia tak menampik bahwa penurunan kapasitas di PLTU tersebut tidak akan berpengaruh dari sisi pasokan listrik.
"Belum pasti itu, yang pasti sistem Jawa-Bali ini sedikit oversupply, jadi agak mudah ketika nanti ada financing untuk pembangkit tertentu untuk PLTU ini tidak terlalu sulit karena tidak punya sistem. Kita kan overcapacity," kata Jisman di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Jumat (27/8/2023).
Menurut Jisman apabila mengarah pada target kontribusi yang ditetapkan secara nasional atau Nationally Determined Contribution (NDC), maka penurunan emisi di pembangkit batu bara harus digantikan dengan pembangkit yang bersumber dari energi terbarukan.
"Kalau mengarah ke NDC yang penurunan emisi ya harus dipikirkan sampai ke sana. Saya gak bilang Suralaya karena kita masih bahas dan masih belum ada kepastian, ketika satu PLTU mau kita turunin share-nya kan mereka turunkan emisi satu ini turun, terus ditambah lagi EBT jadi melengkapi sudah," kata dia.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyinggung bahwa pihaknya sempat mematikan PLTU batu bara Suralaya 1, 2, 3 dan 4. Hal itu sebagai salah satu upaya mengatasi polusi udara di DKI Jakarta dan wilayah sekitarnya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, mengacu data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pembangkit berbahan bakar batu bara atau PLTU ini menjadi salah satu penyumbang terbesar terjadinya polusi udara di Jakarta dan sekitarnya, tepatnya mencapai 31% setelah sektor transportasi yang berkontribusi sebesar 44%.
"Okelah, PLTU ini disalahkan. Kita matikan Suralaya 1, 2, 3, 4, tetapi apa? data terakhir tidak mengurangi polusi ternyata, tapi tetap kita matikan, karena ini komitmen sama-sama kita menjaga polusi, polusi ini musuh kita bersama, karena ini kesehatan kita sehari-hari yang tinggal di Jakarta," terang Menteri Erick Thohir di usai Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, dikutip Sabtu (2/9/2023).
PLTU Suralaya 1, 2, 3 dan 4 memiliki kapasitas sebesar 4 x 400 Mega Watt (MW) yang berlokasi di Merak, Cilegon, Banten milik anak usaha PT PLN (Persero) yakni PT Indonesia Power (IP).
Erick menyebutkan, tatkala PLTU di wilayah Jawa dimatikan, harus ada kesepakatan sebagai solusi penggantian listrik khususnya dari listrik energi terbarukan yang memiliki sistem beban dasar (base load) seperti PLTU. Salah satunya adalah dengan pembangkit geothermal.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 43 PLTU RI Nyata Kurangi Batu Bara, Diganti Pakai Ini..
