
Terungkap Ramai Crazy Rich Nyalon Pemilu, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Lebih dari 11% dari 2.000 miliarder di dunia telah mencalonkan diri dalam pemilu atau menjadi politisi. Fakta ini didapat berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan Northwestern University untuk menyoroti meningkatnya kekuatan dan pengaruh orang-orang super kaya.
Studi ini menganalisis 2.072 miliarder dalam daftar Forbes yang memasuki dunia politik sebagai miliarder. Kebijakan ini mengecualikan mereka yang memperoleh kekayaan terutama dari jabatan politik, atau yang menjadi miliarder setelah meninggalkan dunia politik.
Selain mereka yang terpilih untuk menjabat, penelitian ini juga mencakup miliarder yang pernah menduduki posisi di tingkat kabinet, peran penting di pemerintahan, dan duta besar. Ditemukan bahwa mayoritas miliarder memegang beberapa peran politik selama karir mereka.
Sebanyak 242 miliarder yang pernah memegang jabatan politik tertentu rata-rata memegang 2,5 jabatan politik selama hidup mereka. Miliarder Prancis Serge Dassault, misalnya, memegang atau mencalonkan diri untuk 16 jabatan berbeda sepanjang karier politiknya.
Para miliarder dunia terjun ke politik setelah kesuksesan pencalonan orang super kaya Amerika Serikat (AS) di jalur perebutan kekuasaan formal itu. Mereka rata-rata masuk ke dalam gerbong ideologi sayap kanan.
"Politisi miliarder adalah fenomena yang sangat umum," kata studi tersebut, dalam rilis penelitian yang dikutip CNBC International, dikutip Jumat (27/10/2023)
"Konsentrasi kekayaan yang sangat besar di tangan sekelompok kecil elit dapat dimengerti menyebabkan banyak pengamat khawatir bahwa 'orang super kaya memiliki pengaruh politik yang sangat besar," tambahnya.
Saat ini, di AS, miliuner yang juga mantan Presiden, Donald Trump, telah mengalahkan kandidat Partai Republik yang juga sangat kaya, Vivek Ramaswamy dan Doug Burgum. Ini memberikan penebalan bahwa orang super kaya sekali lagi memainkan peran besar dalam pemilu nasional.
Pada pemilu tahun 2020, miliarder Michael Bloomberg dan Tom Steyer gagal mengajukan pencalonan untuk nominasi Partai Demokrat. Padahal sudah menghabiskan lebih dari US$ 100 juta (Rp 1,59 triliun) dari kekayaan mereka sendiri.
Miliarder Rick Caruso juga kalah dalam pencalonan walikota Los Angeles tahun lalu setelah menghabiskan US$ 104 juta (Rp 1,65 triliun) untuk kampanyenya. Crazy rich lainnya, J.B. Pritzker menjadi Gubernur Illinois setelah menghabiskan lebih dari US$ 350 juta (Rp 557 triliun) untuk memenangkan dua pemilihannya.
Di luar AS, politisi miliarder bahkan lebih umum ditemui. Terry Gou, miliarder Taiwan dan pendiri Foxconn, mencalonkan diri sebagai presiden Taiwan.
Pemimpin miliarder lainnya juga termasuk Andrej Babiš dari Republik Ceko, mendiang Silvio Berlusconi dari Italia, Bidzina Ivanishvili dari Georgia, Najib Mikati dari Lebanon, Sebastián Piñera dari Chili, dan Thaksin Shinawatra dari Thailand.
Selain menduduki posisi politik formal, para donatur miliarder juga mulai menggelontorkan uang untuk kontestasi tahun 2024. Beberapa yang diketahui mulai mengeluarkan dana adalah maestro kasino Phil Ruffin, raja teknologi Larry Ellison, investor Nelson Peltz, taipan pengemasan Richard Uihlein, dan manajer keuangan Jeffrey Yass.
"Para miliarder menyumbangkan dana sebesar US$ 881 juta (Rp 14 triliun) kepada partai-partai politik AS pada pemilihan paruh waktu federal tahun 2022, dengan 14 dari 20 donor terbesar menyumbang kepada Partai Republik," menurut American for Tax Fairness.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Pemerintahan Biden Kehabisan Uang
