BI Peringatkan Hantu Digital yang Bayangi Ekonomi Syariah RI

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
25 October 2023 11:49
Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Juli 2023. (Tangkapan layar youtube Bank Indonesia)
Foto: Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Juli 2023. (Tangkapan layar youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperingatkan tantangan kejahatan digital seperti malware hingga judi onilne ilegal dalam pengembangan ekonomi syariah di tanah air.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, digitalisasi bisa membawa banyak manfaat bagi perkembangan ekonomi syariah. Namun di sisi lain, kejahatan digital seperti serangan siber, hingga penyalahgunaan teknologi bisa menghambat perkembangannya.

"Di sini lah prinsip ekonomi Islam harus bergerak. Pasalnya, digitalisasi rentan terhadap serangan siber, penyalahgunaan data. Sistem pembayaran online juga sering digunakan untuk perjudian ilegal, atau pinjaman online (pinjol)," ungkap Perry saat membuka Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di Jakarta, (25/10/2023).

Atas dasar itu, Perry memperingatkan tiga kunci utama ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Di antaranya, 'rahmatan lil alamin', amanah dan adil.

Aspek pertama 'rahmatan lil alamin' bermaksud bahwa keuangan syariah harus bisa membawa manfaat bagi semua pihak, tak hanya umat islam. Dengan itu, BI terus mendorong inklusifitas keuangan bagi semua pihak.

Kedua, Perry memperingatkan bagi pemangku kebijakan hingga pengusaha di ekonomi syariah harus amanah. Tak lupa, lembaga amil zakat juga didorong untuk amanah menyalurkan zakat wakaf bagi pemerataan kesejahteraan masyarakat.

Ketiga, prinsip keadilan. Keuangan Islam harus berorientasi pada keuntungan tetapi tidak mutlak. Dengan kata lain, manfaatnya juga harus dirasakan oleh masyarakat umum, tidak hanya korporasi.

Prinsip keadilan ini bisa direalisasikan melalui pengembangan UMKM untuk menciptakan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. BI senantiasa melatih UMKM menuju digitalisasi, sehingga skalanya bisa lebih produktif dan kompetitif.

Salah satu cara adalah mendorong enggunaan QRIS bagi UMKM. Hingga saat ini, BI mencatat penggunaan QRIS mencapai 41 juta pengguna dan 37 juta diantaranya merupakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

"Dengan QRIS, transaksinya sangat cepat, sangat efisien, 24 jam dengan biaya minimum, dan inklusif, sebagian besar pembayaran untuk ritel," ungkap Perry dalam acara tersebut.

ISEF merupakan event ekonomi syariah terbesar di Indonesia. ISEF kali ini mengusul tema "Accelerating Digitalization in Sharia Economy and Finance for Inclusive Sustainable Growth in the Post Pandemic Recovery".

Kegiatan ini akan yang melibatkan tokoh, pakar serta praktisi ekonomi dan keuangan syariah nasional maupun internasional. Adapun pihak yang hadir dalam acara hari ini meliputi Kepada BI Institute Yoga Affandi, Profesor dari Fordham University USA Iftekhar Hasan, Profesor Nottingham University Meryem Duygun dan Managing Editor JIMF Profesor Mansor Ibrahim.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak! Pesan Wapres Ma'ruf Amin untuk Pegiat Ekonomi Syariah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular