Putin-Erdogan Warning "Kiamat" di Gaza, Kecam Israel
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin kembali bersuara soal serangan Israel di Gaza, Palestina. Ia menyampaikan kekhawatirannya akan perang yang terjadi antara Israel dan kelompok pejuang Palestina, Hamas.
Dalam panggilan teleponnya ke Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Selasa waktu setempat, ia mengatakan situasi makin memburuk. "Kepriharinan mendalam atas meningkatnya jumlah korban sipil dan memburuknya situasi kemanusiaan di Jalur Gaza," kata Kremlin mengutipnya dan Erdogan dimuat Moskow Times, Rabu (25/10/2023).
Putin dan Erdogan pun menyebut serangan Israel tak data diterima. Apalagi ke lingkungan perumahan dan tempat keagamaan.
"Posisi Rusia dan Turki pada dasarnya sama. Fokus pada solusi dua negara," tambahnya dan Erdogan lagi dalam pernyataan yang sama.
Sementara itu, di hari ke-19 perang, serangan Israel makin menggila di Gaza. Lebih dari 700 warga tewas dalam serangan udara, yang dilancarkan dalam 24 jam.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 704 orang tewas. Juru bicara kementerian Ashraf Al-Qidra mengatakan ini adalah jumlah kematian tertinggi dalam sehari, di dua minggu pemboman Israel.
"Ribuan keluarga langsung mengungsi. Hanya penuh puing dan puing di mana-mana," kata seorang jurnalis Al-Jazeera, Youmna ElSayed melaporkan dari Gaza,.
"Anda bisa mendengar suara drone dan jet Israel di langit. Semua orang mengatakan, semua orang merasa bahwa tidak ada lagi tempat yang aman di Jalur Gaza," tambahnya.
Israel sendiri mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya menyerang lebih dari 400 target Hamas. Israel mengklaim membunuh puluhan milisi dari kelompok itu.
Dalam serangan itu, Pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu pun mengklaim tiga wakil komandan Hamas tewas. Sebelumnya, Israel berujar tak akan berhenti sampai menghancurkan Hamas.
Sementara itu, para saksi mengatakan serangan udara tersebut menghantam bangunan tempat tinggal. Beberapa di antaranya berada di Gaza selatan, tempat di mana Israel meminta warga sipil untuk berlindung.
Satu serangan semalaman telah meratakan sebuah bangunan tempat tinggal empat lantai di kota selatan Khan Younis. Dalam laporan Associated Press (AP), ini menewaskan sedikitnya 32 orang dan melukai puluhan lainnya.
Di kota Gaza, sedikitnya 19 orang tewas ketika serangan udara menghantam rumah keluarga Bahloul, di mana menurut saksi, puluhan orang lainnya masih terkubur. Para pekerja menarik setidaknya dua anak keluar dari gedung yang runtuh.
Perlu diketahui, selain membombardir wilayah tersebut, Israel telah memutus akses terhadap makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar dalam apa yang disebut Netanyahu "pengepungan total".
Lebih dari 40 pusat kesehatan telah menghentikan operasinya karena kekurangan pasokan dan kerusakan yang disebabkan oleh pemboman Israel.
(sef/sef)