Ramai Negara Barat Minta Israel Patuhi Hukum Internasional

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa negara-negara Barat meminta Israel untuk mematuhi hukum internasional dalam perlawanannya melawan kelompok pejuang Palestina, Hamas. Hal ini disampaikan tatkala warga sipil yang tewas di Gaza terus meningkat.
Dalam sebuah pernyataan bersama, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz PM Italia Giorgia Meloni dan PM Inggris Rishi Sunak menyebut Israel harus melindungi warga sipil. Meski begitu, mereka mengaku tetap solid mendukung negeri Yahudi tersebut.
"Para pemimpin menegaskan kembali dukungan mereka terhadap Israel dan haknya untuk mempertahankan diri dari terorisme," ujar pernyataan bersama itu sebagaimana dikutip Kantor Pemerintah Inggris, Selasa (24/10/2023).
"(Namun) menyerukan kepatuhan terhadap hukum kemanusiaan internasional, termasuk perlindungan warga sipil," tambahnya.
Diketahui Hamas mulai membebaskan sandera. Para pemimpin negara-negara itu menyambut bank hal tersebut meski menyerukan pembebasan segera semua sandera lain yang tersisa.
"Berkomitmen untuk melakukan koordinasi yang erat untuk mendukung warga negara mereka di wilayah tersebut," katanya.
Para pemimpin Barat juga menyambut baik pengumuman konvoi kemanusiaan pertama yang menjangkau warga Palestina yang membutuhkan di Gaza. Sejak Sabtu melalui Rafah, bantuan dilaporkan mulai masuk ke Gaza.
"Kami berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan mitra di wilayah tersebut untuk memastikan akses yang berkelanjutan dan aman terhadap makanan, air, perawatan medis, dan bantuan lain yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan," ujarnya.
"Para pemimpin berkomitmen untuk melanjutkan koordinasi diplomatik yang erat, termasuk dengan mitra-mitra utama di kawasan, untuk mencegah penyebaran konflik, menjaga stabilitas di Timur Tengah, dan berupaya mencapai solusi politik dan perdamaian yang tahan lama," tambah pernyataan itu.
Eskalasi di wilayah Gaza terus meningkat setelah Israel membombardir wilayah itu dengan sporadis. Ini dilakukan Tel Aviv untuk menghancurkan kelompok Hamas, yang menyerang Israel pada 7 Oktober lalu dan diklaim menewaskan 1.400 warga.
Meski mengaku menargetkan Hamas, serangan Israel nyatanya telah membawa kerusakan besar bagi warga sipil. Kementerian Kesehatan Palestina pada Minggu mengatakan jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai 5.000 orang lebih sementara 14.254 orang lainnya terluka.
Pada Senin, setidaknya 400 orang dilaporkan tewas di seluruh Gaza, setelah serangan udara Israel tanpa henti dalam 24 jam terakhir. Tercatat pengeboman terjadi di 25 titik di enklave Palestina itu.
Selain serangan besar-besaran, Israel juga telah memutus akses bahan logistik, air, dan utilitas ke wilayah Gaza. Kondisi ini pun telah mengancam kehidupan warga wilayah itu, dengan fasilitas kesehatan yang makin kewalahan karena banyaknya korban dan stok obat-obatan serta listrik yang terbatas.
Israel sendiri telah memberikan perintah evakuasi terhadap warga Gaza untuk pergi ke Selatan wilayah enklave itu. Lebih dari satu juta warga telah meninggalkan rumah mereka di wilayah utara Gaza.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Keroyokan! AS-Prancis-Jerman-Inggris Umumkan Bantu Israel
