Foto Internasional

Sungai Amazon Mengering Parah, Wajah Manusia Bermunculan

Reuters, CNBC Indonesia
Selasa, 24/10/2023 11:05 WIB

Wajah manusia yang dipahat pada batu purba sekitar 2.000 tahun lalu, kini bemunculan di Sungai Amazon. Hal itu akibat kekeringan, penurunan permukaan air.

1/7 Pemandangan pahatan batu kuno di titik berbatu sungai Amazon yang terlihat setelah permukaan air turun ke rekor terendah selama kekeringan di Manaus, negara bagian Amazonas, Brasil, Senin (23/10/2023). (REUTERS/Suamy Beydoun)

Wajah manusia yang dipahat pada batu 2.000 lalu terlihat muncul pada tebing batu di sepanjang Sungai Amazon akibat kekeringan yang menyebabkan turunnya permukaan air. Kekeringan kali ini merupakan terparah dalam lebih dari satu abad terakhir. (REUTERS/Suamy Beydoun)

2/7 Pemandangan pahatan batu kuno di titik berbatu sungai Amazon yang terlihat setelah permukaan air turun ke rekor terendah selama kekeringan di Manaus, negara bagian Amazonas, Brasil, Senin (23/10/2023). (REUTERS/Suamy Beydoun)

Beberapa pahatan batu pernah terlihat sebelumnya namun sekarang terdapat lebih banyak variasi. Sisi baiknya, menurut arkeolog Jaime de Santana Oliveirani, hal itu akan membantu para peneliti menentukan asal-usulnya. (REUTERS/Suamy Beydoun)

3/7 Pemandangan pahatan batu kuno di titik berbatu sungai Amazon yang terlihat setelah permukaan air turun ke rekor terendah selama kekeringan di Manaus, negara bagian Amazonas, Brasil, Senin (23/10/2023). (REUTERS/Suamy Beydoun)

Salah satu area menunjukkan lekukan halus pada batu yang diperkirakan merupakan tempat penduduk pribumi mengasah panah dan tombak, sebelum orang Eropa tiba. (REUTERS/Suamy Beydoun)

4/7 Pemandangan pahatan batu kuno di titik berbatu sungai Amazon yang terlihat setelah permukaan air turun ke rekor terendah selama kekeringan di Manaus, negara bagian Amazonas, Brasil, Senin (23/10/2023). (REUTERS/Suamy Beydoun)

"Ukiran tersebut berasal dari masa prasejarah atau prakolonial. Kami tidak dapat menentukan tanggal pastinya, namun berdasarkan bukti pendudukan manusia di wilayah tersebut, kami yakin usianya sekitar 1.000 hingga 2.000 tahun," kata Oliveira dalam sebuah wawancara. (REUTERS/Suamy Beydoun)

5/7 Pemandangan pahatan batu kuno di titik berbatu sungai Amazon yang terlihat setelah permukaan air turun ke rekor terendah selama kekeringan di Manaus, negara bagian Amazonas, Brasil, Senin (23/10/2023). (REUTERS/Suamy Beydoun)

Titik berbatu yang disebut Ponto das Lajes berada di pantai utara Amazon dan dekat pertemuan sungai Rio Negro dan Solimoes. (REUTERS/Suamy Beydoun)

6/7 Pemandangan pahatan batu kuno di titik berbatu sungai Amazon yang terlihat setelah permukaan air turun ke rekor terendah selama kekeringan di Manaus, negara bagian Amazonas, Brasil, Senin (23/10/2023). (REUTERS/Suamy Beydoun)

Oliveira mengatakan ukiran tersebut pertama kali terlihat di sana pada tahun 2010. namun kekeringan tahun ini lebih parah, dengan Rio Negro turun 15 meter (49,2 kaki) sejak bulan Juli, memperlihatkan hamparan bebatuan dan pasir luas yang sebelumnya tidak ada pantainya. (REUTERS/Suamy Beydoun)

7/7 Pemandangan pahatan batu kuno di titik berbatu sungai Amazon yang terlihat setelah permukaan air turun ke rekor terendah selama kekeringan di Manaus, negara bagian Amazonas, Brasil, Senin (23/10/2023). (REUTERS/Suamy Beydoun)

“Kali ini kami tidak hanya menemukan lebih banyak ukiran tetapi juga patung wajah manusia yang dipotong di batu,” kata Oliveira, yang bekerja di Institut Warisan Sejarah dan Artistik Nasional (IPHAN) yang mengawasi pelestarian situs bersejarah. (REUTERS/Suamy Beydoun)