Internasional

Tanda Kiamat Muncul di Sungai Amazon, Terburuk dalam Sejarah

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
23 October 2023 16:55
Nelayan berlindung dari terik matahari di samping perahu sungai yang kandas di danau Puraquequara yang mengering di tengah kekeringan parah, di Manaus, negara bagian Amazonas, Brasil, Kamis, 5 Oktober 2023. Hutan hujan Amazon Brasil menghadapi kekeringan parah yang mungkin mempengaruhi sekitar 500.000 orang pada akhir tahun ini. (AP Photo/Edmar Barros)
Foto:Sungai Amazon (AP/Edmar Barros)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sungai-sungai di jantung hutan hujan Amazon di Brazil turun ke titik terendah dalam lebih dari satu abad. Ini disebabkan rekor kekeringan yang telah merusak ekosistem hutan hujan itu.

Pelabuhan Manaus, yang terletak pada pertemuan Sungai Rio Negro dan Sungai Amazon, mencatat ketinggian air sebesar 13,59 meter, Senin (23/10/2023). Ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencatat 17,60 meter.

Angka itu juga adalah level terendah sejak pencatatan dimulai pada 121 tahun yang lalu pada tahun 1902. Ini melewati rekor terendah sepanjang masa sebelumnya pada tahun 2010.

Kementerian Ilmu Pengetahuan Brazil menyalahkan kekeringan sebagai penyebab timbulnya fenomena iklim El Niño tahun ini, yang mendorong pola cuaca ekstrem secara global. Dalam sebuah pernyataan awal bulan ini, kementerian memperkirakan kekeringan akan berlangsung setidaknya hingga bulan Desember.

Penyebab El Niño adalah tren pemanasan global jangka panjang. Kondisi ini mengakibatkan kejadian cuaca ekstrem yang lebih sering dan intens, seperti kekeringan dan panas.

Kondisi sungai yang mengering pun dengan cepat telah menyebabkan perahu-perahu terdampar dan memutus pasokan makanan dan air ke desa-desa terpencil. Selain itu, suhu air yang tinggi diduga telah membunuh lebih dari 100 lumba-lumba sungai yang terancam punah.

"Kekeringan telah berdampak pada 481.000 orang pada hari Senin," menurut badan pertahanan sipil di Amazonas, negara bagian tempat Manaus berada, seperti dikutip Reuters dan dimuat CNN International.

Akhir pekan lalu, para pekerja dari LSM Brasil Fundação Amazônia Sustentável menyebar ke seluruh wilayah kering dekat Manaus untuk mengirimkan makanan dan pasokan ke desa-desa yang rentan. Kekeringan telah mengancam akses mereka terhadap makanan, air minum dan obat-obatan, yang biasanya diangkut melalui sungai.

Salah satu wilayah yang mendapatkan banduan adalah Santa Helena do Ingles. Tokoh masyarakat setempat, Nelson Mendonca mengatakan sebenarnya beberapa daerah masih dapat dijangkau dengan kano.

Namun banyak perahu yang belum mampu membawa perbekalan melalui sungai. Ini membuat akhirnya sebagian besar barang tiba dengan traktor atau berjalan kaki.

"Kami sudah tiga bulan tidak mendapat hujan di komunitas kami. Ini jauh lebih panas dibandingkan kekeringan sebelumnya," kata Mendonca.

Luciana Valentin, yang juga tinggal di Santa Helena do Ingles, mengatakan ia prihatin dengan kebersihan pasokan air setempat setelah kekeringan mengurangi ketinggian air.

"Anak-anak kami diare, muntah-muntah, dan sering demam karena air," ujarnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tanda Kiamat Guncang Brasil, Sungai Amazon Mengering!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular