Internasional

Korut Teriak Perang Hamas-Israel, Sebut Pihak Ini Biang Kerok

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
23 October 2023 17:00
North Korean leader Kim Jong Un attends a ceremony where the new super-large multiple rocker launchers were presented before a plenary meeting of the ruling Workers' Party of Korea in Pyongyang, North Korea, in this photo released on January 1, 2023 by North Korea's Korean Central News Agency (KCNA). KCNA via REUTERS    ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. REUTERS IS UNABLE TO INDEPENDENTLY VERIFY THIS IMAGE. NO THIRD PARTY SALES. SOUTH KOREA OUT. NO COMMERCIAL OR EDITORIAL SALES IN SOUTH KOREA.
Foto: Pemimpin Korut Kim Jong Un (via REUTERS/KCNA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Korea Utara (Korut) kembali buka suara soal konflik antara Israel dan kelompok pejuang Gaza Palestina, Hamas. Kali ini, negara pimpinan Kim Jong Un itu menunjuk pihak yang diklaim bertanggung jawab atas konflik ini.

Kantor Berita Pusat Korut (KCNA) pada hari Senin, (23/10/2023), mengabarkan bahwa konflik Timur Tengah adalah tragedi yang seluruhnya diciptakan oleh Amerika Serikat (AS). Menurut Pyongyang, Washington hanya memihak Israel dalam konflik tersebut.

"AS telah menutup mata terhadap Israel, pendudukan ilegalnya atas wilayah Palestina, serangan bersenjata yang terus menerus, jatuhnya korban sipil, dan perluasan pemukiman Yahudi," kata media pemerintah itu dikutip Radio Free Asia (RFA).

KCNA sendiri tidak menyoroti langkah yang dilakukan Presiden AS Joe Biden dalam meredakan konflik itu, utamanya dalam menekan agar Israel tidak menginvasi Gaza. Kantor berita itu mendesak kecaman internasional terhadap AS.

"Sentimen global menunjukkan bahwa stabilitas dan keamanan planet ini terancam oleh kebijakan luar negeri AS yang terlalu mementingkan diri sendiri dan berstandar ganda," tambah KCNA.

"Komunitas internasional harus memperhatikan dengan cermat kegilaan AS dan dengan tegas mengecam serta menentang upaya berbahaya dan salah arah tersebut," tambahnya.

Seruan Pyongyang kepada komunitas internasional bertepatan dengan upaya Moskow untuk membentuk "front persatuan" melawan Washington. Kim Jong Un dan pemimpin Rusia Vladimir Putin bertemu di Timur Jauh Rusia bulan lalu, di mana mereka bersumpah untuk membentuk "front persatuan anti-imperialis."

Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan di Pyongyang pekan lalu bahwa Moskow sedang mengupayakan kerja sama yang lebih kuat dengan Korut dan China untuk menghadapi hegemoni AS. Langkah ini secara luas dipandang bertujuan untuk meningkatkan daya tawar kolektif dan kemampuan operasional mereka melawan negara-negara Barat.

Pyongyang sendiri diketahui memiliki kedekatan dengan Palestina dan Hamas. Bahkan, sebagian analis menganggap senjata buatan negara itu disebut telah digunakan Hamas dalam serangannya ke Israel 7 Oktober lalu.

"Tampaknya sejumlah besar senjata yang digunakan Hamas berasal dari Korut," kata mantan perwira intelijen di Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat (AS) yang kini menjadi profesor ilmu politik di Angelo University di Texas, Bruce Bechtol.

Tuduhan ini pun ditolak oleh Korut. Menurut Pyongyang, laporan tersebut adalah cara AS untuk mencari kambing hitam baru atas konflik yang terjadi di Gaza.

"Ini hanyalah upaya untuk mengalihkan kesalahan atas krisis Timur Tengah yang disebabkan oleh kebijakan hegemonik yang salah ke negara ketiga dan dengan demikian menghindari kritik internasional yang berfokus pada kerajaan kejahatan," kata negara itu dikutip AFP.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Korut Bantu Hamas, Senjata Kim Jong Un Ini Hajar Israel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular