PTBA Berpijak ke Digitalisasi, Produksi Batu Bara Melesat
Muara Enim, CNBC Indonesia - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) serius memanfaatkan digitalisasi, khususnya dalam operasional pertambangan. Lewat digitalisasi ini, produktivitas dan efisiensi proses kegiatan produksi batu bara menjadi meningkat.
Asisten Manajer Administrasi Dan Pelaporan Penambangan PTBA, Muhammad Ihsan menjelaskan, penerapan digitalisasi sudah dijalankan oleh perusahaan sejak 2020. Hal ini untuk memantau aktivitas pertambangan secara real time, dengan tujuan mengoptimalkan seluruh proses kerja dan untuk peningkatan produksi.
Menurut dia, penerapan digitalisasi secara real time dapat mendongkrak kenaikan produksi batu bara perusahaan sekitar 10-20%, dibandingkan proses penambangan yang dilakukan secara manual.
"Kita tadinya tidak real time produksi kita sekarang bisa real time bisa dibilang peningkatan range 10-20% ada peningkatan terkait produksi," kata Muhammad Ihsan, dikutip Jumat, (20/10/2023).
Penerapan digitalisasi di operasional pertambangan bukan tanpa tantangan, khususnya mengenai sinyal. Namun, PTBA telah bekerja sama dengan vendor untuk mengatasi persoalan tersebut khususnya di beberapa lokasi yang memiliki titik buta alias blind spot.
"Terkait sinyal ya, namun kita sudah progress di beberapa lokasi blind spot kita kerja sama dengan vendor supaya sinyal bisa," katanya.
Sebelumnya, Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Niko Chandra mengatakan total produksi batu bara PTBA pada semester I 2023 telah mencapai 18,8 juta ton. Angka tersebut mengalami pertumbuhan 18 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang tercatat sebesar 15,9 juta ton.
"Kami optimistis dapat mencapai target produksi di akhir tahun ini," ujar Niko kepada CNBC Indonesia, Kamis (19/10/2023).
Lebih lanjut, Niko membeberkan produksi batu bara perusahaan pada 2023 ditargetkan dapat mencapai 41,0 juta ton. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 11 persen dibandingkan pada tahun 2022.
"Kami menargetkan produksi batu bara menjadi 41,0 juta ton untuk tahun 2023 atau naik 11 persen dari realisasi tahun 2022 yang sebesar 37,1 juta ton," ujarnya.
(pgr/pgr)