FOTO Internasional

Potret Kehidupan di Tenda Pengungsian Palestina

Reuters, CNBC Indonesia
Sabtu, 21/10/2023 11:45 WIB

Sebanyak 120 tenda berdiri di kompleks markas PBB UNRWA di Khan Younis, untuk menampung dan melindungi pengungsi Gaza.

1/8 Warga Palestina, yang meninggalkan rumah mereka di tengah serangan Israel, berlindung di tenda kamp di sebuah pusat yang dikelola PBB, setelah Israel menyerukan agar lebih dari 1 juta warga sipil di Gaza utara untuk pindah ke selatan, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, Oktober 19 Agustus 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

Sekitar 120 tenda didirikan di sebuah kamp yang didirikan di halaman kompleks markas Pusat Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Khan Younis untuk menampung para pengungsi dari utara Gaza. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)

2/8 Warga Palestina, yang meninggalkan rumah mereka di tengah serangan Israel, berlindung di tenda kamp di sebuah pusat yang dikelola PBB, setelah Israel menyerukan agar lebih dari 1 juta warga sipil di Gaza utara untuk pindah ke selatan, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, Oktober 19 Agustus 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

Sejak perang pecah antara Hamas yang meluncurkan serangan besar-besaran ke wilayah Israel Sabtu dua pekan lalu sejak 7 Oktober lalu telah menciptakan krisis yang sangat besar karena Israel telah meminta relokasi 1,1 penduduk di utara Gaza. Mereka diminta pindah ke sisi selatan kota itu. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)

3/8 Warga Palestina, yang meninggalkan rumah mereka di tengah serangan Israel, berlindung di tenda kamp di sebuah pusat yang dikelola PBB, setelah Israel menyerukan agar lebih dari 1 juta warga sipil di Gaza utara untuk pindah ke selatan, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, Oktober 19 Agustus 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

Salah satu pengungsi Palestina Asmaa Sabah mengatakan pada Kamis (19/10/2023) bahwa situasinya saat ini mengingatkan pada pengungsian warga Palestina pada tahun 1948. “Kami meninggalkan rumah untuk tinggal di tenda, sama seperti nenek moyang kami. Kami tidak pernah menyangka berada di sini dalam tenda,” kata Sabah sambil duduk di tenda bersama anak-anaknya. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)

4/8 Warga Palestina, yang meninggalkan rumah mereka di tengah serangan Israel, berlindung di tenda kamp di sebuah pusat yang dikelola PBB, setelah Israel menyerukan agar lebih dari 1 juta warga sipil di Gaza utara untuk pindah ke selatan, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, Oktober 19 Agustus 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

Save the Children pada Selasa (17/10) menuntut "gencatan senjata segera," di tengah krisis kemanusiaan yang mengerikan di Jalur Gaza, Palestina. Organisasi Amal untuk Anak-Anak ini memperingatkan bahwa jumlah korban di Gaza akan meningkat seiring dengan habisnya air. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)

5/8 Warga Palestina, yang meninggalkan rumah mereka di tengah serangan Israel, berlindung di tenda kamp di sebuah pusat yang dikelola PBB, setelah Israel menyerukan agar lebih dari 1 juta warga sipil di Gaza utara untuk pindah ke selatan, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, Oktober 19 Agustus 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

"Lebih dari 1.000 anak dilaporkan tewas dalam 11 hari serangan udara di Gaza, satu anak setiap 15 menit dan sepertiga dari total korban jiwa di Gaza adalah anak-anak," kata badan amal yang berbasis di Inggris itu dalam pernyataannya, seperti dilansir Anadolu. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)

6/8 Warga Palestina, yang meninggalkan rumah mereka di tengah serangan Israel, berlindung di tenda kamp di sebuah pusat yang dikelola PBB, setelah Israel menyerukan agar lebih dari 1 juta warga sipil di Gaza utara untuk pindah ke selatan, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, Oktober 19 Agustus 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

Mengenai "situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan" di Gaza, yang dikepung total militer Israel, Save the Children mencatat peringatan tentang air bersih pada Senin (16/10) oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) untuk warga Palestina di Timur Dekat. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)

7/8 Warga Palestina, yang meninggalkan rumah mereka di tengah serangan Israel, berlindung di tenda kamp di sebuah pusat yang dikelola PBB, setelah Israel menyerukan agar lebih dari 1 juta warga sipil di Gaza utara untuk pindah ke selatan, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, Oktober 19 Agustus 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

"Air hampir habis dan waktu hampir habis untuk anak-anak Gaza," kata Jason Lee, direktur kantor Save the Children's Palestine. "Tanpa berakhirnya pertempuran, tanpa gencatan senjata, ribuan nyawa anak-anak berada dalam bahaya," lanjutnya. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)

8/8 Warga Palestina, yang meninggalkan rumah mereka di tengah serangan Israel, berlindung di tenda kamp di sebuah pusat yang dikelola PBB, setelah Israel menyerukan agar lebih dari 1 juta warga sipil di Gaza utara untuk pindah ke selatan, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, Oktober 19 Agustus 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

Lebih dari 4.400 orang tewas dalam konflik bersenjata tersebut, termasuk sedikitnya 3.001 warga Palestina dan lebih dari 1.400 warga Israel. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)