Terkuak! RI Masih Simpan 'Harta Karun' Nikel 17 Miliar Ton

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Jumat, 20/10/2023 11:50 WIB
Foto: Dok Antam

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan cadangan nikel milik Indonesia hanya tersisa 6 hingga 11 tahun lagi. Cadangan itu bisa habis apabila tidak ada lagi penemuan-penemuan produksi baru.

Kementerian ESDM sendiri mencatat, cadangan nikel yang tersisa 6 - 11 tahun di Indonesia itu mencapai 5,2 miliar ton.

Staf Khusus Menteri ESDM bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif menyebutkan, sejatinya Indonesia masih menyimpan sumber daya nikel sebanyak 17 miliar ton. Bahkan, angka tersebut di luar dari green area yang belum di eksplorasi.


"Ya, tapi di luar sumber daya dan di luar green area yang belum dieksplorasi untuk menjadi cadangan," ungkap Irwandy kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (20/10/2023).

Sayangnya Irwandy tidak menyebutkan, daerah-daerah RI yang memiliki potensi sumber daya nikel tersebut. Irwandy hanya menyebutkan sumber daya tersebut perlu dikembangkan, jika tidak Indonesia akan kehabisan cadangan nikel yang berakibat pada impor barang tambang tersebut.

"Inilah kira-kira esensi dari supply-demand yang terjadi saat ini," ungkap Irwandy.

Sebagaimana diketahui, menipisnya cadangan nikel di Indonesia sejatinya imbas dari banyaknya pengembangan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter).

Tercatat, untuk nikel melalui proses pirometalurgi di Indonesia atau yang memproses nikel kadar tinggi terdapat sebanyak 44 smelter sedangkan untuk nikel yang melalui proses hidrometalurgi yang memproses nikel kadar rendah sebanyak 3 smelter.

Dengan smelter yang ada, konsumsi biji nikelnya untuk pirometalurgi dengan kadar tinggi, yaitu saprolite, adalah sebesar 210 juta ton per tahun. Dan untuk hidrometalurgi ke arah baterai, memerlukan bijih nikel kadar rendah, yaitu limonite, sebesar 23,5 juta ton per tahun.

Saat ini masih terdapat smelter nikel dalam tahap konstruksi, diantaranya untuk proses pirometalurgi terdapat sebanyak 25 smelter dan smelter nikel melalui proses hidrometalurgi terdapat 6 smelterdalam tahap konstruksi.

Bahkan, masih ada rencana pembanbunan smelter pirometalurgi sebanyak 28 smelter dan untuk smelter dengan proses hidrometalurgi sedang dalam tahap perencanaan sebanyak 10 smelter.

"Total smelter yang ada sampai dengan saat ini, belum lagi yang terbaru, itu ada 116 smelter," tutup Irwandy.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ahli UGM Sebut Kerugian Tambang Raja Ampat Lampaui Kasus Timah