BKPM: Pertama Dalam Sejarah, RI Diserbu Investor Saat Pilpres
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) klaim investor asing tetap tertarik dengan Indonesia meski situasi global di tengah ketidakpastian tinggi. Di dalam negeri juga ada pemilihan umum (Pemilu) yang cenderung menjadi alasan investor untuk wait and see.
"Ini mungkin dalam sejarah bangsa kita bahwa sekalipun kita masuk tahun politik tapi global menaruh perhatian dan menaruh kepercayaan luar biasa ditandai dengan realisasi investasi," ungkap Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers, Jumat (20/10/2023)
BKPM mencatat investasi asing atau penyertaan modal asing (PMA) mencapai Rp 196,2 triliun pada kuartal III-2023.
Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan kuartal III-2022 sebesar Rp 168,9 triliun dan kuartal II-2023 sebesar 186,3 triliun Tampak PMA mengalami tren kenaikan sejak triwulan III-2021.
"Kalau orang katakan wait and see di tahun politik biasa tapi ini mereka bukan wait and see tapi agresif," tegasnya.
Hal yang serupa juga terjadi di Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dengan realisasi mencapai Rp 178,2 triliun. Secara wilayah, investasi di luar Jawa mencapai Rp 190,9 triliun dan Jawa sebesar Rp 183,5 triliun. Posisinya hampir seimbang. Total investasi PMA dan PMDN kuartal III tersebut menyerap 516.467 tenaga kerja.
Adapun, lima sektor yang menjadi tujuan investasi, baik asing dan dalam negeri yaitu Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya Rp 56,9 triliun; Pertambangan Rp 41,9 triliun; Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi Rp 40,9 triliun; Industri Kimia dan Farmasi Rp 28,7 triliun; dan Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran Rp 25,5 triliun.
(mij/mij)