Mitra Dagang Tertekan, Satgas Ekspor Jokowi Susun Strategi

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Jumat, 20/10/2023 07:25 WIB
Foto: Presiden Jokowi di KTT AIS 2023, Bali, Rabu (11/10/2023). ( Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian buka-bukaan terkait sejumlah strategi yang akan dilaksanakan Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional dalam menghadapi tekanan permasalahan negara mitra dagang utama Indonesia, termasuk China, AS & Eropa.

Sesuai Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 yang Jokowi tandatangani pada 20 September 2023, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ditunjuk menjadi Ketua Tim Pengarah Satgas. Kemenko Perekonomian juga diamanatkan untuk menyusun keanggotaan Tim Pelaksana.

Plt. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan mengungkapkan, Satgas Peningkatan Ekspor Nasional ini akan melaksanakan sejumlah strategi di luar kebiasaan atau business not as usual dalam menjaga daya tahan ekspor domestik di tengah perlambatan permintaan negara mitra dagang utama, sebagaimana ditetapkan dalam pasal 3 Keppres itu.


"Sebagai Ketua Satgas, Bapak Menko Perekonomian akan memimpin para pimpinan Kementerian dan Lembaga terkait untuk meningkatkan kinerja ekspor nasional melalui penyusunan strategi besar dan implementasi strategi peningkatan ekspor," kata Ferry kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (20/10/2023).

Adapun strategi peningkatan ekspor yang telah Jokowi dimandatkannya ke satgas di antaranya melakukan substitusi negara-negara utama tujuan ekspor dengan menggarap pasar-pasar baru, hingga mempercepat penyelesaian perjanjian perdagangan Comprehensive Economic Partnership Agreement CEPA khususnya Indonesia dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Lalu, meningkatkan daya saing; mengidentifikasi dan memetakan potensi produk-produk ekspor potensial Indonesia; memastikan informasi mengenai peluang pasar dapat diakses oleh para eksportir Indonesia; serta meningkatkan peran Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) dan para Atase Perdagangan.

Untuk mengimplementasikan arah strategi tersebut, Ferry menjelaskan, Satgas Peningkatan Ekspor Nasional akan mengoordinasikan pelaksanaan strategi program peningkatan ekspor melalui pengembangan sumber daya dan industri ekspor, maupun penetapan strategi kerja sama diplomasi, promosi, dan pengembangan pasar ekspor.

Kemudian, penetapan strategi pembiayaan ekspor dan layanan asuransi ekspor; pelaksanaan simplikasi, sinkronisasi, dan integrasi proses bisnis dan layanan ekspor; serta penetapan strategi peningkatan ekspor usaha mikro kecil dan menengah.

"Melalui mekanisme kerja yang akan segera ditetapkan melalui peraturan Menko Perekonomian, Satgas akan memastikan setiap K/L anggotanya melaksanakan seluruh rencana aksi yang dicanangkan, terutama dalam menyelesaikan berbagai cross cutting isu," tutur Ferry.

Menurut Ferry, langkah-langkah tersebut penting dilaksanakan karena pemerintah menilai, kondisi mitra dagang utama Indonesia tengah menghadapi permasalahan serius, yang berpotensi mengganggu tren surplus neraca perdagangan ekspor Indonesia dan kinerja ekspor secara khusus.

"Jadi ini untuk mengantisipasi terjadinya penurunan permintaan ekspor seiring meningkatnya ancaman resesi atau perlambatan ekonomi di berbagai negara maju seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, dan melambatnya pertumbuhan ekonomi China yang merupakan pasar utama ekspor Indonesia," tegasnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kinerja neraca perdagangan Indonesia hingga September 2023 surplus US$ 3,42 miliar, menjadikannya sebagai surplus ke 41 bulan secara berturut-turut.

Kendati begitu, secara kumulatif pada periode Januari-September 2023 sebesar US$ 27,75 miliar. Nilai surplus itu menyusut hingga US$ 12 miliar dari catatan pada periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar US$ 39,85 miliar.

Dipengaruhi kinerja ekspor secara kumulatif yang turun hingga 12,34% dari US$ 219,34 miliar pada periode Januari-September 2022 menjadi hanya US$ 192,27 miliar periode Januari-September 2023. Sedangkan impor turun 8,34% dari US$ 179,49 miliar menjadi US$ 164,52 miliar.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekspor Batu Bara RI ke China Turun Hingga 15%