Ampun, BMKG Catat Suhu Tertinggi Hari Ini 39 Derajat Celcius

Damiana, CNBC Indonesia
19 October 2023 15:04
Warga berjalan di sekitar Halte Tosari saat Hari Kulminasi Utama yang jatuh pada pukul 11.40 WIB di Jakarta, Senin (9/10/2023). Hari Kulminasi Utama atau fenomena Hari Tanpa Bayang merupakan posisi dimana matahari berada di posisi tertinggi. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Warga berjalan di sekitar Halte Tosari saat Hari Kulminasi Utama yang jatuh pada pukul 11.40 WIB di Jakarta, Senin (9/10/2023). Hari Kulminasi Utama atau fenomena Hari Tanpa Bayang merupakan posisi dimana matahari berada di posisi tertinggi. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Suhu panas masih terasa di sejumlah wilayah di Indonesia hari ini, Kamis (19/10/2023), termasuk di wilayah Jakarta. Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, hampir seluruh wilayah Jawa kini mengalami hari tanpa hujan panjang ekstrem.

Berdasarkan update BMKG per 10 Oktober 2023, hampir seluruh wilayah pulau Jawa hingga saat ini belum mengalami hujan atau mengalami hari tanpa hujan ekstrem panjang, lebih dari 60 hari.

Lalu sebagian besar wilayah Sulawesi mengalami hari hujan tanpa hari kategori panjang sekitar 21-30 hari dan ekstrem panjang. Sementara sebagia besar wilayah di selatan Sumatra mengalami hari tanpa hujan sangat panjang yaitu 31-60 hari.

Mengutip akun Instagram resmi BMKG suhu maksimum harian di Indonesia berkisar 35 sampai 39 derajat Celcius.

Berikut suhu maksimum harian di Indonesia pada 18 Oktober 2023 pukul 07.00 WIB sampai 19 Oktober 2023 pukul 07.00 WIB:

Stasiun Meteorologi Kertajati: 39,1 derajat Celsius

Stasiun Klimatologi Jawa Tengah: 38,2 derajat Celsius

Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II: 38 derajat Celsius

Stasiun Meteorologi Ahmad Yani: 37,8 derajat Celsius

Stasiun Meteorologi Radin Inten II: 37,2 derajat Celcius

Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Timur: 37,2 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas: 37,2 derajat Celcius

Stasiun Klimatologi Banten: 37,0 derajat Celcius

Stasiun Klimatologi Sumatra Selatan: 36,8 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Kaharuddin: 36,8 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Perak I: 36,6 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Budiarto: 36,4 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Eltari: 36,2 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak: 36,2 derajat Celcius

Stasiun Geofisika Tangerang: 36,2 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut: 36,1 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Sultan Hasanuddin: 36,0 derajat Celcius

Stasiun Klimatologi Jawa Barat: 36,0 derajat Celcius

Stasiun Meteorilogi Maritim Serang: 35,9 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II: 35,8 derajat Celcius.

Perkiraan hari tanpa hujan di Indonesia. (Dok. BMKG)Foto: Perkiraan hari tanpa hujan di Indonesia. (Dok. BMKG)
Perkiraan hari tanpa hujan di Indonesia. (Dok. BMKG)

3 Biang Kerok Cuaca Panas Mendidih

Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, ada 3 faktor utama penyebab cuaca panas di Indonesia semakin tinggi.

Pertama, jelasnya, karena adanya anomali iklim El Nino yang dipengaruhi suhu muka permukaan laut pasifik di ekuator bagian timur yang berakibat pada minimnya pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Kedua, akibat adanya anomali iklim di Indian Ocean Dipole (IOD) positif di wilayah Samudera Hindia di ekuator bagian barat. Ini juga menyebabkan minimnya pembentukan awan hujan di Indonesia.

"Akibat minimnya pembentukan awan hujan tersebut, terang dia, penyinaran matahari di wilayah Indonesia di selatan ekuator langsung ke bumi tanpa ada tameng pelindung berupa awan hujan. Penyinaran itu lebih intensitas penyinaran matahari lebih kuat," jelasnya dalam Nation Hub CNBC Indonesia, dikutip Jumat 13/10/2023).

"Dan, karena efek gerak semu matahari di bulan September-Oktober ini, menyebabkan wilayah di selatan ekuator, Jawa, juga Nusa Tenggara mengalami penyinaran matahari yang lebih intens," imbuhnya.

Penyebab ketiga, lanjut Dwikorita, cuaca panas menyengat kali ini dipengaruhi angin dari Australia yang lebih kering. Menyebabkan musim kemarau kali ini lebih menyengat.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kemarau Datang Lebih Lambat - Trump Ngamuk

Next Article Imlek 2024, Jabodetabek Potensial Dilanda Hujan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular