Harga Minyak Dunia Tinggi, Bak Pedang Bermata Dua Bagi RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia terkini bak pedang bermata dua bagi Indonesia. Harga yang tercatat masih tinggi, dipengaruhi oleh kondisi geopolitik terkini antara Israel dan Hamas Palestina, akan memberikan dua dampak yang berbeda baik untung maupun rugi.
Tercatat, harga minyak mentah WTI hari ini dibuka menguat 0,46% di posisi US$87,06 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent dibuka naik 0,29% ke posisi US$89,91 per barel.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan bahwa kenaikan harga minyak mentah bisa menguntungkan untuk sektor hulu minyak. Namun di sisi lain, sektor hilir tidak menguntungkan bahkan bisa merugikan negara jika harga minyak terus melonjak hingga lebih dari US$ 100 per barel.
"Jadi kalau harga minyak naik, menunggu untungan di hulu memang tapi di hilir juga terkena juga. Jadi kita kalau terlalu tinggi sekitar US$ 100-an (per barel) itu kurang menguntungkan bagi negara, bagi pemerintah ya," jelas Tutuka kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Selasa (17/10/2023).
Harga minyak mentah dunia saat ini, kata Tutuka, terpantau masih aman. Namun, apabila kenaikan tak terbendung, maka akan berimbas pada harga BBM di dalam negeri. "Kalau terkait dengan kebijakan tentang bagaimana harga minyak yang tadi dikatakan harga BBM yang Pertalite. Pertalite itu kan termasuk JBKP ya. Jadi itu ada keputusan tersendiri dari pemerintah, dari dari Pak Menteri untuk menetapkan itu," tandasnya.
Tutuka mengatakan, hal itu dilakukan agar tidak memberatkan keuangan negara juga supaya tidak memberatkan masyarakat. "Jadi itu hal yang lain yang yang dipergunakan atau dibutuhkan untuk membantu masyarakat sehingga tetap stabil ekonomian," tutupnya.
(pgr/pgr)