50 Kontrak Blok Migas Dikembalikan ke Negara, Ini Daftarnya

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Selasa, 17/10/2023 14:25 WIB
Foto: Blok Migas Terminasi Dilelang Ulang, Tambah Produksi Migas RI? (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan sebanyak 50 kontrak wilayah kerja (WK) atau blok minyak dan gas bumi (migas) diterminasi atau dikembalikan ke negara selama periode 2020 hingga akhir 2023 ini.

Lantas, blok migas mana saja yang diterminasi tersebut?

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan, salah satu WK migas yang sudah dikembalikan ke negara atau diterminasi adalah Blok Andaman III di lepas pantai Aceh Utara yang dikelola oleh perusahaan migas asal Spanyol, Repsol.


Dia menyebut, pihaknya akan mendalami ulang blok tersebut untuk bisa menemukan potensi cadangan migas yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

"Ada Andaman III yang dikelola oleh Repsol. Dulunya (dikelola Repsol), sekarang dikembalikan. (Blok Andaman III) diupayakan cepat untuk bisa didalami. Karena kita melihat dengan pendekatan, dengan metodologi, dengan konsepsi geologi yang berbeda, bisa saja dihasilkan suatu hasil yang berbeda daripada hasil sebelumnya. Kita yakinnya seperti itu," jelas Tutuka kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Selasa (17/10/2023).

Selain itu, Tutuka juga mengungkapkan beberapa WK migas lainnya yang diterminasi antara lain Blok West Puku di wilayah timur Indonesia. Lalu, ada pula Blok West Timor dan West Papua 4.

"Kemudian ada juga yang daerah di timur ya, ada yang West Puku misalkan, atau West Timor, atau West Papua 4. Konsepsi-konsepsi bisa muncul dari geologis berbeda dengan yang sebelumnya," beber Tutuka.

Selain itu, dia juga mengatakan bahwa dari 50 WK migas yang diterminasi, 11 di antaranya merupakan WK migas non konvensional, baik shale oil maupun Coal Bed Methane (CBM).

Tutuka menyebutkan beberapa WK migas non konvensional yang dikembalikan ke negara yakni WK yang dikembangkan oleh PT Asam-Asam Metangas. Kemudian, ada blok migas yang dikelola oleh ConocoPhillips, Kalimantan Exploration, dan Green Energy.

Selain itu, ada pula WK Kuala Kurun, Pengarah I, dan WK Namas.

"Ada juga yang WK Non-Conventional dari PT Asam-Asam Metangas. Tapi juga ada beberapa WK Non-Conventional, misalkan dari Green Energy ada beberapa lapangan. Kemudian, ada ConocoPhillips, Kalimantan Exploration ya. Ada WK-nya yang namanya Kuala Kurun dan lain-lain. Jadi ada pengarah satu, misalkan Pengarah Neko ya. Itu juga sudah dievaluasi sih. Jadi bisa tahun 2020, tahun 2022 juga ada yang namanya WK Namas," paparnya.

"Tahun 2023 juga ada, misalkan dari Salt Block A itu ya, Renco Elang Energy. Kemudian ada Arguni dari Eni Arguni 1 grid gitu ya. Ada West Papua 4 juga dari Repsol, Arut juga Repsol. Hal yang seperti itu yang kita sudah proses. Dan masih banyak yang masih belum," imbuhnya.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil Ingatkan Indonesia Jangan Kena Kutukan Sumber Daya Alam