
QR Code Effect: Penjualan Solar Subsidi Cuma Tumbuh 3%

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengungkapkan kewajiban pendaftaran dan penggunaan QR Code My Pertamina dalam pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar subsidi telah berdampak, khususnya terhadap penyaluran BBM bersubsidi tersebut.
Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengatakan, implementasi dari digitalisasi di SPBU Pertamina ini telah membuat pertumbuhan penjualan Solar subsidi melandai. Tercatat, penjualan Solar subsidi pada periode 2022-2023 hanya tumbuh sebesar 3%.
Padahal, pada tahun 2017-2019, sebelum diimplementasikannya digitalisasi SPBU ini, penjualan Solar subsidi mengalami pertumbuhan hingga 7%. Berikutnya, pada tahun 2018-2019, hanya tumbuh di sekitar 4%.
"Nah di 2022 ke proyeksi 2023 itu tumbuhannya hanya sekitar 3%, artinya di sini ada penurunan setelah digunakan aplikasi My Pertamina atau Program Subsidi Tepat ini," kata Erika dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (10/10/2023).
Menurut dia, pengurangan tingkat konsumsi BBM jenis Solar terjadi berbarengan dengan berkurangnya penyalahgunaan penggunaan BBM di tingkat masyarakat.
"Jadi kita melihat di sini ada pengurangan penyalahgunaan gitu ya mungkin kalau konsumsi masyarakat tetap tetapi penyalahgunaannya yang berkurang seperti itu," ujarnya.
Meski dapat menekan tingkat konsumsi Solar subsidi, namun BPH Migas memperkirakan kuota Solar akan habis sebelum akhir tahun.
Setidaknya, tingkat konsumsi BBM jenis Solar hingga 5 Oktober 2023 telah mencapai 78% dari kuota yang ditetapkan yakni sebesar 17 juta kilo liter (kl). Sementara, untuk BBM jenis Pertalite telah mencapai 70% dari kuota yang ditetapkan di 2023 sebesar 32,56 juta kl.
"Jadi kalau untuk Pertalite kami prediksi masih akan mencukupi sampai akhir tahun, tetapi untuk Solar memang butuh penambahan," kata.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BPH Migas Usulkan Tambahan Kuota Solar Subsidi 1 Juta KL
