BPH Migas Usulkan Tambahan Kuota Solar Subsidi 1 Juta KL

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
10 October 2023 15:25
Warga mengisi bensin di Kawasan SPBU Kuningan Rasuna Said, Jakarta, Selasa, 28/Juni/2022. PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga berencana mengatur pembelian Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Khusus Penugasan (JBKP) seperti Pertalite dan juga BBM Solar Subsidi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Warga mengisi bensin di Kawasan SPBU Kuningan Rasuna Said, Jakarta, Selasa, 28/Juni/2022. PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga berencana mengatur pembelian Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Khusus Penugasan (JBKP) seperti Pertalite dan juga BBM Solar Subsidi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyampaikan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar subsidi pada tahun ini diperkirakan bakal melebihi kuota yang telah ditetapkan.

Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengatakan tingkat konsumsi BBM jenis Solar hingga 5 Oktober 2023 telah mencapai 78% dari kuota yang ditetapkan pada tahun 2023 ini sebesar 17 juta kilo liter (kl). Oleh sebab itu, BPH Migas mengusulkan adanya penambahan kuota untuk BBM jenis Solar subsidi.

"Untuk Solar memang butuh penambahan, tidak banyak sih penambahannya kurang lebih 1 juta kl dan ini sudah kami usulkan ke Menteri Keuangan untuk bisa dilakukan untuk penambahan kuota Solar," ungkap Erika dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (10/10/2023).

Sementara itu, Erika memastikan kuota untuk BBM jenis Pertalite masih dalam kondisi aman. Adapun penyaluran Pertalite hingga 5 Oktober 2023 telah mencapai 70% dari kuota yang ditetapkan di 2023 sebesar 32,56 juta kl.

"Jadi kalau untuk Pertalite kami prediksi masih akan mencukupi sampai akhir tahun," ujarnya.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan memperkirakan, kuota subsidi BBM, listrik, dan LPG 3 kg pada tahun ini akan kembali habis sebelum akhir tahun. Artinya, bakal ada potensi kuota subsidi jebol kembali seperti saat 2022.

Dirjen Anggaran Isa Rachmatarwata mengatakan, potensi risiko terlampauinya kuota itu masih disebabkan pola konsumsinya yang belum mampu dikendalikan secara optimal sebagaimana tahun lalu. Maka, ia meminta adanya pengendalian konsumsi ke otoritas terkait.

"Mengenai risiko pelampauan kuota untuk subsidi dan kompensasi BBM, LPG, serta listrik, memang kami terus cermati hal tersebut, karena memang ada potensi untuk itu," kata Isa saat konferensi pers APBN, Jumat (11/8/2023).

"Dan kami terus kerja sama dengan badan usaha, Pertamina dan PLN khususnya untuk bisa kendalikan volume dari BBM dan listrik yang disubsidi untuk dikonsumsi," tuturnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kuota Solar Subsidi Diusulkan Naik Jadi 19 Juta KL di 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular