Pemilu 5 Bulan Lagi, Pengusaha Grafika Wanti-wanti Hal Ini

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Selasa, 10/10/2023 15:35 WIB
Foto: Pekerja mencetak sablon kaos calon legislatif di Pasar Jaya Senen, Jakarta Pusat, Senin (4/3/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 rencananya bakal digelar pada 14-15 Februari 2024 mendatang. Artinya, dalam waktu sekitar 5 bulan ke depan, segala aspek perlu dimatangkan termasuk dalam hal logistik kertas dan percetakan.

Wakil Ketua Umum bidang Organisasi & Komunikasi Informasi Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) Amrih Sahri mengungkapkan satu faktor ini bisa membuat Pemilu di Indonesia gagal.

"Yang pasti industri percetakan nggak boleh gagal, kalau gagal berarti gagal pemilunya. Dan ini waktunya sangat pendek, sehingga diharapkan bisa diselesaikan bareng-bareng dengan kualitas tinggi sehingga pemilu sukses karena risiko cetak Pemilu cukup tinggi," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (10/10/2023).


Karena itu, pihaknya sempat mengadakan pertemuan dengan beberapa pihak terkait seperti Kementerian Perindustrian, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), untuk memastikan ketersediaan kertas pemilu aman.

"Kertas ketika pesan paling nggak 1-2 minggu baru ada kertas, kalau disiapkan dulu begitu ditetapkan nama-nama calonnya, kertas sudah ada. Produksi kertas nggak langsung cepat. Ada proses karena pabrik kertas nggak cuma melayani yang Pemilu, tapi sudah ada jadwal produksi tetap, kan harus disahkan prosesnya panjang kan itu," sebut Amrih.

Sebaliknya jika ketersediaan kertas tidak terjamin, maka industri percetakan tidak bisa memproduksi kertas Pemilu dengan baik. Saat ini menjadi momen yang tepat bagi industri percetakan untuk bangkit setelah dipukul pandemi.

"Total anggaran cetak kertas 803 miliar oleh KPU, padahal dalam tahun pekerjaan biasanya setahun ini (perputaran uang di percetakan) data BPS Rp 113 miliar, ini kan cukup tinggi, setelah itu turun lagi. Dengan adanya cetak Pemilu lumayan meningkat, tapi ini kan lima tahun sekali," ujar Amrih.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sengketa Pulau Tujuh, Gubernur Babel Gugat Mendagri