Bos Pupuk Indonesia Incar 'Harta Karun' Fosfat di Luar Negeri

Damiana, CNBC Indonesia
Senin, 09/10/2023 19:40 WIB
Foto: CNBC Indonesia TV

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi mengungkapkan rencana Perseroan untuk mengamankan pasokan fosfat dan potas. Di mana, kedua produk tersebut adalah juga bahan baku untuk memproduksi pupuk NPK.

Rahmad mengatakan, secara geografis, kedua produk tersebut diproduksi terkonsentrasi di wilayah tertentu. Di mana, ujarnya, di Indonesia tak ada lokasi potas dan fosfat yang bisa ditambang secara efisien.

"Langkah kita mengamankan ini tidak terhenti di diversifikasi sumber pasokan, yang tadinya ada di Kanada, Belarus, Rusia, dan sedikit Middle East (Timur Tengah)," katanya dalam Squawk Box CNBC Indonesia, Senin (09/10/2023).


Pupuk Indonesia, ungkapnya, juga mulai melihat kemungkinan bisa mengamankan dengan ikut memiliki sumber fosfat tersebut.

"Sekarang kan transaksional base, kita impor. Tapi ke depan kita amankan pasokan dengan cara berbeda. Long term contract one thing," ujarnya.

"Kita lakukan penjajakan kemungkinan bagi kita memiliki tambang yang menghasilkan fosfat maupun potas itu," jelas Rahmad.

Produksi Semester I

Sementara itu, Rahmad mengungkapkan, sepanjang semester I tahun 2023, perusahaan telah memproduksi sebanyak 6 juta ton pupuk.

"Sebagai penopang ketahanan pangan nasional atau regional, yang kita jaga adalah produksi. Produksi kita ini, Alhamdulilah di semester I sudah mencapai 6 juta ton," katanya.

"Pupuk Indonesia itu memang mempunyai peran yang sangat penting. Kita di Indonesia ini sebagai penopang utama ketahanan pangan nasional, karena tidak mungkin pertanian tanpa pupuk," ujar Rahmad.

Dia menambahkan, dengan capaian produksi semester I tersebut, Pupuk Indonesia menjalankan fungsinya menjaga ketersediaan pupuk di dalam negeri.

"Dengan volume 6 juta ton itu kita bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri dan juga bisa mengekspor. Ini sebagai bagian tugas utama pupuk Indonesia untuk menopang ketahanan pangan nasional bisa kita laksanakan," pungkas Rahmad.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tambang Kerap Diterpa Isu Lingkungan, Begini Saran DPR