Wamen BUMN Bicara Nasib Rusia di Proyek Strategis Jokowi

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
09 October 2023 17:15
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo. Dok. BSI
Foto: Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo. Dok. BSI

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko buka suara perihal pembangunan proyek New Grass Root Refinery and Petrochemical (NGRR) atau Kilang Tuban.

Hal tersebut menyusul adanya kabar bahwa investor asal Rusia yakni Rosneft kesulitan untuk melanjutkan proyek tersebut imbas terkena sanksi Uni Eropa.

Menurut Kartika saat ini PT Pertamina (Persero) masih terus melakukan diskusi bersama Rosneft mengenai rencana pembangunan proyek kilang baru tersebut. Sehingga belum ada keputusan untuk mencari partner baru.

"Kita diskusi karena memang Rusia dengan kondisi geopolitik sekarang ada tantangan. Kami lagi diskusi ke depan gimana model solusinya. Nanti mungkin dalam enam bulan ke depan cari solusi bersama kelanjutannya gimana," kata dia di Jakarta, Senin (9/10/2023).

Sebagaimana diketahui, Kilang Tuban merupakan proyek dari usaha patungan antara Pertamina dan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft.

Pertamina melalui Subholding Refinery & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memiliki kepemilikan saham 55% dan Rosneft memiliki kepemilikan saham 45% di proyek Kilang Tuban ini.

Berdasarkan data Pertamina, proyek kilang minyak ini ditargetkan bisa memproduksi BBM dengan standar Euro V dan menghasilkan 12,8 juta kilo liter (kl) per tahun, meliputi avtur 1,49 juta kl, diesel 5,2 juta kl, RON 92 5,95 juta, dan RON 95 0,16 juta kl.

Selain BBM, kilang Tuban ini juga ditargetkan bisa memproduksi 4,70 juta ton petrokimia per tahun, terdiri dari 1,3 juta ton paraxylene, 510 ribu ton styrene, 650 ribu ton LLDPE/HDPE, 1,16 juta ton polypropylene, 407 ribu ton sulfur, 500 ribu ton MEG, dan 173 ribu ton MTBE secara tahunan.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan investor Rusia di proyek Kilang New Grass Root Refinery and Petrochemical (NGRR) Tuban kesulitan untuk menggelontorkan investasinya, karena itu Pemerintah berencana mencari investor baru.

Airlangga menjelaskan situasi geopolitik usai Rusia sejak menyerang Ukraina yang membuat negara tersebut dikucilkan. Hal itu yang membuat Rusia kesulitan melanjutkan investasinya. Kilang Tuban sendiri merupakan proyek dari usaha patungan antara Pertamina dan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft.

"Karena Rusia menghadapi blokade dan persoalan ekonomi dan geopolitik sehingga mungkin sulit untuk melanjutkan, dicarikan partner lain," ungkap Airlangga usai Rapat Terbatas terkait PSN di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023).

Saat ditanya apakah Rosneft bakal cabut dari investasi Kilang Tuban, Airlangga belum menjawab secara gamblang. Namun dipastikan pemerintah akan mencari investor baru.

"Karena Rusia kan kena masalah geopolitik dan kesulitan untuk investasi dan tentunya minta kepada BUMN dan Menteri ESDM untuk memastikan refinery diperlukan tetapi investornya bisa kita, bisa dicarikan yang lain," kata Airlangga.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rosneft Rusia Hengkang dari Kilang Tuban? Ini Kata Airlangga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular