
Jadi Episentrum Pertumbuhan Ekonomi, ASEAN Tawarkan Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan sempat mengungkapkan bahwa wilayah ASEAN dipandang oleh Uni Eropa sebagai kawasan dengan peluang ekonomi terbesar di dunia.
Hal ini juga didukung oleh sebagian besar survei yang menunjukkan bahwa tempat berinvestasi, pertumbuhan ekonomi, dan perdagangan yang prospeknya paling menguntungkan Uni Eropa adalah di ASEAN.
"Saya juga minta agar EU-ASEAN Business Council dapat memberikan usulan solusi bagi tantangan-tantangan yang sedang dihadapi ASEAN untuk memperkuat kerja sama dengan Uni Eropa, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di ASEAN," kata dia belum lama ini.
Bukti tingginya peluang ekonomi di ASEAN bisa dilihat dari kinerja perdagangan ASEAN yang mencapai USD 3,8 triliun di 2022 atau naik 14,9% dibandingkan 2021.
Sektor perdagangan sendiri menjadi salah satu sektor yang paling diuntungkan dengan adanya kolaborasi diantara negara-negara ASEAN. Salah satunya dengan menjalin kerja sama dagang dengan para mitra di luar ASEAN, seperti China.
Untuk mitra dagang, China masih menjadi mitra dagang utama ASEAN dengan total nilai mencapai USD 722,2 miliar di 2022.
Negara ini memiliki pangsa pasar sebesar 18,8% dari total perdagangan ASEAN, diikuti Amerika Serikat (10,9%), dan Uni Eropa (7,7%). Sementara untuk pangsa pasar intra-ASEAN, pada 2022, tercatat sebesar 22,3%. Nilai ini naik dibandingkan 2021 yang tercatat sebesar 21,3%.
Di bidang investasi, total arus investasi masuk ke ASEAN mencapai USD 224,2 miliar pada 2022, naik 5,5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk itu, penguatan dibidang teknologi pun terus digalakkan oleh negara anggota ASEAN, mengingat teknologi menjadi salah satu kekuatan yang bisa ditawarkan oleh negara-negara di ASEAN, termasuk Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya e-commerce, transportasi online, hingga dompet digital yang turut menopang perkembangan ekonomi digital di kawasan.
Ditambah lagi, lima negara ASEAN juga telah menyepakati adanya pembayaran lintas negara melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN, Indonesia dapat menjadi pusat produksi utama untuk kawasan maupun menjadi pusat e-commerce dan layanan.
Senior Economist United Overseas Bank (UOB) Enrico Tanuwidjaja menyebut bekal itu dapat menjadikan Indonesia sebagai proposisi investasi yang unik dengan landasan signifikan untuk memonetisasi potensinya.
"Satu perkiraan menunjukkan bahwa Indonesia dapat memperoleh pasar e-commerce sebesar US$ 600 miliar, terbesar di ASEAN pada 2025 dan tahun-tahun berikutnya. Digitalisasi menjadi pendorong utama ekosistem untuk berkembang," papar Enrico.
Pertumbuhan ekonomi digital tersebut juga didukung oleh pengguna internet di kawasan itu yang mencapai 460 juta pengguna dengan 100 juta pengguna yang bergabung dalam tiga tahun terakhir.
Untuk diketahui, ASEAN merupakan kawasan ekonomi terbesar kelima di dunia, dengan jumlah penduduk lebih dari 650 juta jiwa dan PDB hingga US$ 3,36 triliun pada 2021. Hal ini selaras dengan tema: ASEAN MATTERS: Epicentrum of Growth, yang mengharapkan ASEAN dapat menunjukkan kemampuannya di kawasan maupun dunia.
Mengutip laman ASEAN Indonesia 2023, pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN bahkan dapat terus berlanjut dan meningkat setiap tahunnya. Khususnya, jika perekonomian didukung oleh kegiatan perdagangan, konsumsi, maupun investasi yang terbuka dengan negara lain. Hal ini sangat memungkinkan, apalagi ASEAN memiliki sumber daya alam dan terbarukan yang melimpah, sehingga dapat membuka peluang investasi dari negara luar kawasan.
Kunjungi halaman UOB untuk informasi selengkapnya.
(bul/bul)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 Pilar ASEAN Matters Bawa Ekonomi Kawasan Bisa Tumbuh Pesat