Rusia Fix Cabut dari Proyek Kebanggaan Jokowi? Ini Kata ESDM
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara perihal keberlanjutan proyek New Grass Root Refinery and Petrochemical (NGRR) Tuban atau Kilang Tuban, di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Proyek Kilang Tuban ini sejatinya dijalankan oleh PT Pertamina (Persero) sebagai pemegang saham 55% dan perusahaan asal Rusia, Rosneft selaku pemegang saham 45%. Namun, belakangan muncul isu bahwa Rosneft tidak melanjutkan proyek tersebut
Hal itu lantaran terganggunya investasi perusahaan atas aksi negaranya yakni Rusia menginvasi Ukraina.
Menanggapi itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana tidak secara tegas menyatakan bahwa Rosneft telah mundur dari proyek Kilang Tuban itu. Ia hanya bilang, bahwa pemerintah menginginkan semua Proyek Strategis Nasional (PSN) berjalan.
Asal tahu saja, proyek Kilang Tuban masuk ke dalam PSN, itu artinya menjadi proyek kebanggan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). "Kita ingin semua PSN jalan, kita cari cara," ungkap Dadan Kusdiana di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (6/10/2023).
Lalu apakah Rosneft fix keluar dari proyek Kilang Tuban? Dadan bilang. "Ya barangkali dari sisi pelaksanaan di lapangan terus, secara dinamis terus berjalan saja," tandas Dadan.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, situasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina membuat Rusia dikucilkan termasuk investasinya. Sehingga perusahaan Rusia dirasa sulit melanjutkan investasi termasuk di Indonesia.
"Karena Rusia menghadapi blokade dan persoalan ekonomi dan geopolitik sehingga mungkin sulit untuk melanjutkan (investasi). Dicarikan partner lain," ungkap Airlangga usai Rapat Terbatas terkait PSN di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, dikutip Jumat (6/10/2023).
Namun sayang, Airlangga tidak menegaskan apakah Rosneft benar-benar akan hengkang dari investasi Kilang Tuban, Airlangga hanya meminta Pertamina untuk mencari investor baru.
"Karena Rusia kan kena masalah geopolitik dan kesulitan untuk investasi dan tentunya minta kepada BUMN dan Menteri ESDM untuk memastikan refinery diperlukan tetapi investornya bisa kita, bisa dicarikan yang lain," kata Airlangga.
Selain itu ia juga menegaskan proyek Kilang Tuban ini tetap masuk sebagai Proyek Strategis Nasional. "PSN-nya masih karena kan proyeknya kan masih cuma partnernya yang harus dicarikan baru," ungkap Airlangga.
Asal tahu saja, Kilang Tuban memiliki nilai Investasi mencapai US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 54,2 triliun. Dengan rencana pengembangan kapasitas pengolahan 300.000 barel per hari yang diperkirakan dapat menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel.
(pgr/pgr)