
Jepang Buang Air Limbah Nuklir ke Laut Pasifik Lagi, 7800 Ton

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, Jepang, mulai membuang gelombang kedua air limbah radioaktif yang telah diolah ke laut pada hari Kamis (5/10/2023). Ini terjadi setelah putaran pertama pembuangan berakhir dengan lancar.
Operator pembangkit listrik Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO) mengatakan para pekerja mengaktifkan pompa untuk mengencerkan limbah yang telah diolah dengan air laut dalam jumlah besar. Nantinya campuran itu akan disalurkan ke laut melalui terowongan untuk dibuang.
Pelepasan air limbah pertama dari pabrik tersebut dimulai pada 24 Agustus dan berakhir pada 11 September. Selama pelepasan tersebut, TEPCO mengatakan pihaknya membuang 7.800 ton air olahan dari 10 tangki. Pada pembuangan kedua, TEPCO berencana melepaskan 7.800 ton air olahan lagi ke Samudera Pasifik selama 17 hari.
"Sejauh ini, kami benar-benar mengikuti prosedur dan semuanya berjalan lancar sesuai rencana," kata juru bicara TEPCO Keisuke Matsuo, dikutip Associated Press (AP).
Sekitar 1,34 juta ton air limbah radioaktif disimpan di sekitar 1.000 tangki di pembangkit nuklir tersebut. Jumlah ini terakumulasi sejak pembangkit listrik tersebut lumpuh akibat gempa bumi besar dan tsunami pada tahun 2011.
TEPCO dan pemerintah mengatakan pembuangan air ke laut tidak dapat dihindari karena tangki-tangki tersebut akan mencapai kapasitasnya pada awal tahun depan dan diperlukan ruang di pembangkit tersebut untuk penonaktifannya. Proses itu diperkirakan memakan waktu puluhan tahun.
Mereka mengatakan air limbah tersebut diolah untuk mengurangi bahan radioaktif ke tingkat yang aman, dan kemudian diencerkan dengan air laut ratusan kali lipat agar lebih aman dibandingkan standar internasional.
Meski begitu, rencana ini mendapat tantangan keras dari kelompok nelayan dan negara-negara tetangga termasuk Korea Selatan (Korsel), tempat ratusan orang melakukan demonstrasi. China melarang semua impor makanan laut Jepang, sehingga sangat merugikan produsen dan eksportir makanan laut Negeri Sakura.
Pemerintah Jepang telah menyiapkan dana bantuan untuk membantu menemukan pasar baru dan mengurangi dampak larangan makanan laut di China. Langkah-langkah tersebut juga mencakup pembelian sementara, pembekuan dan penyimpanan makanan laut, serta promosi penjualan makanan laut di dalam negeri.
Para menteri kabinet telah melakukan perjalanan ke Fukushima untuk mencicipi makanan laut lokal dan mempromosikan keamanannya. Menteri Pertanian Ichiro Miyashita mempromosikan kerang Jepang pada pameran pangan di Malaysia pada hari Rabu di sela-sela pertemuan para menteri pertanian regional.
"TEPCO bertugas memberikan kompensasi atas kerusakan reputasi makanan laut di wilayah tersebut yang disebabkan oleh pelepasan air limbah. Kami mulai menerima lamaran minggu ini dan segera menerima ratusan pertanyaan," kata TEPCO.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jepang Siap Buang Limbah Fukushima, Warga Korsel Was-was
