
Proyek Kereta Cepat Merah Putih Sulawesi Mulai Digarap
Institut Teknologi Bandung, melalui Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara dipercaya untuk memimpin riset pengembangan Kereta Cepat Merah Putih Makassar-Parepare.

Institut Teknologi Bandung (ITB), melalui Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) dipercaya untuk memimpin tim riset pengembangan Kereta Cepat Merah Putih (KCMP) yang mengusung konsep ringan, hybrid dan cerdas. (Dok. ITB)

Kereta ini nantinya akan dioperasikan untuk rute Makassar menuju Parepare pada tahap awal yang kemudian akan menjadi bagian dari jalur kereta Trans-Sulawesi. ITB resmi ditunjuk sebagai pemimpin tim riset. (Dok. ITB)

Pembangunan Kereta Cepat Merah Putih (KCMP) ini merupakan langkah konkret Indonesia dalam mencapai Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk mengejar ketertinggalannya menjadi negara maju dan termasuk ke dalam 10 negara besar di dunia pada tahun 2025. (Tangkapan Layar Youtube LPDP RI)

Proyek Kereta Api Makassar-Parepare ini merupakan salah satu rencana pemerintah untuk peningkatan total jalur kereta api di Indonesia yang saat ini mencapai 6000 kilometer menjadi 10.000 kilometer pada tahun 2030. Pada tahap awal, KCMP ini akan beroperasi pada jalur Makassar - Parepare sepanjang 140 km dengan melewati tujuh stasiun. (Tangkapan Layar Youtube LPDP RI)

Kereta Api Makassar - Parepare mengusung konsep kereta api ringan, hybrid, dan cerdas. Konsep cerdas yang dimiliki oleh kereta api ini adalah sistem informasi dan komunikasi yang terintegrasi dengan memanfaatkan teknologi terkini sehingga kereta tersebut mampu melaju ke lintasan hingga berhenti di stasiun tujuan secara mandiri. (Tangkapan Layar Youtube LPDP RI)

Kemudian, konsep ringan pada kereta api ini berarti memiliki konstruksi ringan yang terbuat dari alumunium serta bahan komposit serat fiber yang sering digunakan pada struktur pesawat terbang. Tentunya hal ini berbeda dengan dengan kereta api pada umumnya yang terbuat dari baja. (Tangkapan Layar Youtube LPDP RI)

Basis hybrid yang diusung memiliki arti bahwa kereta api bertenaga listrik yang dihasilkan terlebih dahulu dari mesin diesel dan disimpan di dalam baterai. Hal ini dikarenakan konsep kereta listrik sepenuhnya belum bisa direalisasikan mengingat ketersediaan listrik di Sulawesi belum bisa memasok jaringan listrik sesuai dengan kebutuhan pengoperasian kereta. (Tangkapan Layar Youtube LPDP RI)

KCMP ini didesain untuk beroperasi pada kecepatan maksimum 220 km/jam sehingga tergolong sebagai salah satu jenis kereta cepat (high speed train). Hal ini berbeda dengan kereta lokal lainya yang hanya memiliki kecepatan berkisar 100 km/jam. (Tangkapan Layar Youtube LPDP RI)

Dengan kemampuan mendesain dan memproduksi kereta pada kecepatan 200 km/jam, nantinya KCMP ini akan dengan mudah di-upgrade untuk beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi (350 km/jam). Proyek perkeretaapian juga dinilai sebagai penunjang untuk mendukung percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi di berbagai daerah Indonesia. (Tangkapan Layar Youtube LPDP RI)