Produksi Batu Bara RI 81,67%, Hampir Tembus Target

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
05 October 2023 16:45
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) angkat suara perihal produksi batu bara sampai pada Oktober 2023 ini sudah menembus 81,67% yakni 567,20 juta ton atau hampir mencapai target tahun ini sebesar 694,5 juta ton.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Ditjen Minerba) Kementerian ESDM, Lana Saria mengatakan bahwa produksi batu bara yang hampir mencapai target tahun ini dinilai bagus bagi pemerintah.

"Ya nggak apa-apa (produksi batu bara melebihi target), kan bagus. Kan memang ada revisi nanti, ada revisi juga," jawab Lana saat ditanya proyeksi target produksi batu bara yang berlebih di tahun ini, ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (5/10/2023).

Bila melihat data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM, produksi batu bara dalam negeri per hari ini, 5 Oktober 2023 mencapai 567,2 juta ton atau sebesar 81,67% dari target tahun 2023 sebesar 694,5 juta ton.

Dengan begitu, Lana mengatakan bahwa nantinya akan ada revisi Rancangan Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) mengenai produksi batu bara oleh berbagai perusahaan batu bara dalam negeri. "Revisi tingkat produksi yang di RKAB kan ada yang meningkat, ada yang menurun," terangnya.

Namun yang pasti, Lana mengatakan bahwa target produksi batu bara di tahun 2023 ini tidak akan dilakukan revisi yakni tetap pada angka 694,5 juta ton. "Kita nggak pernah revisi target. Target tetap segitu. Nanti kita lihat, ada juga yang nggak bisa tercapai karena sesuatu hal. Nanti kita lihat akhirnya lah," tandasnya.

Perihal potensi kelebihan target produksi batu bara tahun ini sebelumnya dijelaskan oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia. Dia mengatakan bahwa tren yang terjadi saat ini yakni meningkatnya permintaan batu bara baik dari dalam dan luar negeri bisa berpengaruh pada produksi batu bara yang akan melonjak.

"Tren ini kemungkinan melebihi target (produksi batu bara tahun ini) ya," jelas Hendra kepada CNBC Indonesia, Rabu (4/10/2023).

Dengan begitu dia mengatakan bahwa terdapat potensi produksi batu bar yang akan melebihi target tahun ini mencapai 700 juta ton. "Pokoknya melebihi target lah diatas 700 juta ton lebih ya, dengan tren saat ini," tambahnya.

Hendra mengatakan bahwa hal tersebut seiring dengan permintaan akan batu bara dari luar negeri seperti China dan India yang terpantau melonjak. Dia mengatakan impor batu bara di China bahkan akan terus meningkat hingga kuartal IV 2023 ini.

"Permintaan dari luar negeri kan juga dari Tiongkok meningkat di kuartal IV, impor China kan juga tinggi dari tahun lalu India juga seperti itu," terangnya.

Selain itu, Hendra mengatakan bahwa permintaan dalam negeri turut melonjak lantaran terus berkembangnya PLN sebagai perusahaan listrik pelat merah di Indonesia.

Adapun dia mengungkapkan bahwa gencarnya pembangunan smelter atau fasilitas pemurnian dan pengolahan mineral mentah dalam negeri yang semakin berkembang membuat permintaan akan listrik semakin tinggi yang secara tidak langsung juga berpengaruh pada meningkatnya permintaan batu bara dalam negeri.

"PLN setiap tahun bertambah apalagi smelter makin banyak jadi bagus demandnya kan seiring ekonomi kalo listrik bagus ya permintaan tinggi. Jadi permintaan domestik ini cukup kuat yang mendorong produksi bisa tinggi," ucap Hendra.

Dengan begitu, dia mengatakan bahwa produksi batu bara dalam negeri juga lancar karena musim kering yang terjadi sepanjang tahun ini dan kapasitas alat berat yang memadai di Indonesia.

"Jadi dari sisi suplai nggak ada hambatan karena kan cuaca kering ya tahun ini kemudian alat berat kapasitasnya memadai jadi optimal produksinya karena didorong demand juga meningkat," tandas Hendra.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Batu Bara RI di 2023 Pecah Rekor, Pengusaha Ungkap Rahasianya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular