
Konversi Motor Listrik Masih Sepi Peminat? Ini Kata ESDM

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan kabar terbaru dari program konversi motor dari yang menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke tenaga listrik di Indonesia.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Yudo Dwinanda Priaadi mengungkapkan bahwa saat ini program konversi motor listrik masih berjalan. Walau memang peminatnya masih terhitung jauh dari target konversi motor di tahun 2023 ini.
"Ini kan program pertama, yang jelas kita ini tahun pertama ini kita bangun satu paling penting rantai pasoknya, baterai dari mana kompenen dari mana," jelas Yudo saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (5/10/2023).
Dia mengungkapkan bahwa pihaknya akan meningkatkan sumber daya manusia agar program konversi motr listrik bisa terus berjalan khususnya hingga tahun 2024 mendatang.
"Yang kedua, kemampuan sumber daya manusia dan bengkelnya. Nah itu sedang kita fokuskan ke arah sana, kita bangun rantai pasoknya dan kita bangun bengkel-bengkelnya. nanti setelah siap, baru kita liat," tambahnya.
Dia mengatakan bahwa di tahun depan konversi motor listrik akan didukung dengan bengkel kelas A yang saat ini dalam tahap pengujian.
"Di mana tahun depan kita sudah siap karena bengkel sudah ada dan kita harapkan bengkel kelas A juga sudah ada yang untuk pengujian, jadi itu akan membantu yang sekarang belum ada," tandasnya.
Sebelumnya Yudo juga sempat mengatakan, bahwa hingga saat ini peminat dari program konversi motor listrik masih minim bahkan realisasinya masih jauh di bawah target tahun ini.
"Masih kecil (realisasi konversi motor), saya lupa berapa kita coba sosialisasikan dalam dua bulan," jelas Yudo dalam acara Pengembangan Ekosistem Kendaraan bermotor Berbasis Baterai (KBLBB), di BBSP KEBTKE, Jakarta, dikutip Jumat (15/9/2023).
Adapun berdasarkan data Ditjen EBTKE Kementerian ESDM terdapat sebanyak 5.628 peminat konversi motor listrik namun diantara itu terdapat sebanyak 2.069 peminat yang mengundurkan diri dengan berbagai alasan, salah satunya adalah karena biaya konversi yang masih terhitung mahal walaupun sudah digelontorkan bantuan berupa subsidi dari pemerintah.
Di lain sisi, Sekretaris Ditjen EBTKE, Sahid Junaidi mengatakan tantangan dalam program motor listrik konversi karena adanya perubahan budaya, perilaku, dan persiapan pada masyarakat. Dia mengatakan bahwa target motor listrik konversi yang ditetapkan untuk tahun 2023 sebanyak 50 ribu unit berat untuk direalisasikan.
"Konversi ini kan mengubah budaya, perilaku, memang persiapannya harus lebih bagus lagi. Dari sisi kebijakan, kemudian dari strategi. Kalau target 50 ribu (2023) rasanya berat, tapi kami ingin menyiapkan lagi," ujar Sahid di sela acara yang sama.
Dia mengatakan, untuk menanggulangi hambatan yang menghadang saat ini, pihaknya sudah membenahi regulasi berupa Peraturan Menteri (Permen) ESDM. "Regulasi sudah cukup, sebenarnya. Kan di sana sudah ada perbaikan Permen ESDM, sudah dikomunikasikan," tambahnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2 Ribuan Orang Mundur dari Konversi Motor Listrik, Kenapa?