6 Perusahaan Tekstil RI PHK Lebih 5.000 Orang

Damiana, CNBC Indonesia
05 October 2023 11:15
Ilustrasi pabrik garmen (AFP via Getty Images)
Foto: Ilustrasi pabrik garmen (AFP via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di pabrik-pabrik tekstil dalam negeri ternyata masih berlanjut. Terbaru ada 6 pabrik tekstil yang melakukan PHK dan merumahkan ribuan pekerjanya.

Hal itu disampaikan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi. Menurutnya, pemicu gelombang PHK yang masih berlanjut ada berbagai faktor, mulai dari tak mampu bertahan di tengah serbuan produk impor hingga anjloknya kinerja ekspor.

Untuk itu, dia mengusulkan 10 kebijakan strategis untuk menyelamatkan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dan alas kaki (sepatu) di dalam negeri.

"Lagi banyak PHK. Data update PHK 2023 bulan Agustus-September. Ini data PHK terbaru di luar data yang sebelumnya. Data kemarin ada perusahaan seperti Mulia Cemerlang Abadi, sekarang PHK lagi, tutup total. Ini tahun 2o023," kata Ristadi kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (5/10/2023).

Berikut perusahaan yang melakukan PHK mengacu data KSPN:

1. PT Mulia Cemerlang Abadi di Kabupaten Tangerang: tutup dan PHK total 2.600 pekerja
2. PT Lucky Tekstil di Kota Semarang: PHK 100 pekerja
3. PT Grand Best di Kota Semarang, PHK 300 pekerja
4. PT Delta Merlin Tekstil I Duniatex Group di Kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah): PHK 660 pekerja
5. PT Delta Merlin Tekstil II Duniatex Group: PHK 924 pekerja
6. PT Pulaumas Tekstil di Jawa Barat: merumahkan 460 pekerja.

Dari angka itu, tercatat yang PHK total sebanyak 4.584 pekerja, sedangkan 460 pekerja lainnya menunggu nasib saat dirumahkan.

Ristadi mengutip data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang mencatat sepanjang tahun 2022 ada PHK sebanyak 345.000 pekerja di industri TPT nasional.

"Kondisi itu masih berlangsung dan ada sekitar 26.540 pekerja yang dirumahkan ke arah PHK. Ini data per Agustus 2023," kata Ristadi.

"Kondisi ini disebabkan berkurangnya order bahkan sampai tidak ada order. Diprediksi angka PHK jauh lebih besar karena banyak perusahaan yang tidak melaporkan ke pemerintah saat melakukan PHK atau tutup pabrik," ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya, serbuan produk tekstil impor juga turut menekan industri TPT di dalam negeri.

"Begitu banyak barang-barang TPT bekas dari luar negeri di pasar-pasar tradisional/pasar tumpah yang harganya jauh lebih murah dari harga produksi IKM TPT dalam negeri," katanya.

"Dan, transaksi barang-barang TPT di e-commerce sebagian besar adalah barang-barang TPT produk luar negeri karena harga lebih murah. Yang semakin hari semakin membesar sehingga pelan-pelan menyingkirkan barang TPT produk lokal terutama dari IKM TPT," tukasnya.

Untuk itu, dia pun meminta pemerintah segera turun tangan melakukan langkah-langkah penyelamatan industri TPT di dalam negeri.

Ristadi mengatakan, ada 10 kebijakan yang menurutnya strategis untuk upaya penyelamatan industri TPT, yaitu:

1. Industri TPT dan dan alas kaki di bawah kendali satu badan kementerian/ lembaga
2. Impor dikendalikan dan hentikan impor ilegal
3. Dukung modernisasi mesin-mesin industri TPT
4. Program vokasi industri TPT
5. Kebijakan energi, pajak, dan perizinan bagi industri TPT
6. Tata ruang bagi industri TPT
7. Mendata kembali industri TPT dalam negeri, mencakup jumlah perusahaan, tenaga kerja, sebaran lokasi, kapasitas, hingga target pasar
8. Hubungan industrial
9. Pembatasan transaksi e-commerce untuk produk TPT impor
10. Penegakan hukum.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 6 Pabrik Tekstil RI PHK Lebih 5.000 Orang, Ini Lokasinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular