Wow.. Produksi Batu Bara RI Capai 563 Juta Ton, Ini Pemicunya
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui MODI ESDM mencatat, produksi batu bara Indonesia sampai pada Oktober 2023 ini sudah mencapai 563,71 juta ton atau tembus 81,17% dari yang sudah ditargetkan mencapai 694,5 juta ton.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia menilai, produksi batu bara dalam negeri semakin membara lantaran permintaan akan batu bara dari luar negeri seperti China dan India. Dia mengatakan impor batu bara di China akan terus meningkat hingga kuartal IV 2023 ini.
"Permintaan dari luar negeri kan juga dari China meningkat di kuartal IV, impor China kan juga tinggi dari tahun lalu India juga seperti itu," jelas Hendra kepada CNBC Indonesia, Rabu (4/10/2023).
Selain itu, Hendra mengatakan bahwa permintaan dalam negeri turut melonjak lantaran terus berkembangnya PLN sebagai perusahaan listrik pelat merah di Indonesia.
Adapun dia mengungkapkan bahwa gencarnya pembangunan smelter atau fasilitas pemurnian dan pengolahan mineral mentah dalam negeri yang semakin berkembang membuat permintaan akan listrik semakin tinggi yang secara tidak langsung juga berpengaruh pada meningkatnya permintaan batu bara dalam negeri.
"PLN setiap tahun bertambah apalagi smelter makin banyak jadi bagus demandnya kan seiring ekonomi kalo listrik bagus ya permintaan tinggi. Jadi permintaan domestik ini cukup kuat yang mendorong produksi bisa tinggi," terangnya.
Dengan begitu, dia mengatakan bahwa produksi batu bara dalam negeri juga lancar karena musim kering yang terjadi sepanjang tahun ini dan kapasitas alat berat yang memadai di Indonesia.
"Jadi dari sisi suplai nggak ada hambatan karena kan cuaca kering ya tahun ini kemudian alat berat kapasitasnya memadai jadi optimal produksinya karena didorong demand juga meningkat," tandasnya.
Sebagaimana diketahui sampai pada Oktober produksi batu bara sudah mencapai 563 Juta Ton, jumlah realisasi produksi tersebut dialokasikan untuk ekspor sebesar 277,71 juta ton, sedangkan untuk kebutuhan domestik sebesar 215,06 juta ton. Adapun, realisasi Dmestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 71,06 juta ton.
(pgr/pgr)