Ikut Bos Bulog-Bapanas Turun ke Pasar, Erick Bilang Gini

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan khususnya beras, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi bersama Menteri BUMN Erick Thohir, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) melakukan peninjauan operasi pasar beras SPHP di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur hari ini, Rabu (4/10/2023).

Pada pukul 09.45 WIB Erick bersama Arief dan Buwas langsung meninjau beras SPHP di kios-kios para pedagang. Ketiganya nampak melihat dan membandingkan beras SPHP asal impor dengan beras medium lokal seharga Rp11.000 per kg.

Erick mengatakan kegiatan hari ini bukan inspeksi mendadak (sidak), melainkan kunjungan untuk meninjau harga dan pasokan beras di pasaran.

"Kalau penyidakan saya sudah pasti hasilnya baik. Yang kita tunggu penyidakan dari Satgas Pangan dan Bulog, tanpa saya. Kalau Pak Erick yang datang sudah bocor, pasti baik. Nah kalau beliau-beliau yang tiba-tiba datang, baru. Jadi saya bukan sidak tapi kunjungan. Jadi semuanya sudah dirapihin," kata Erick seusai melakukan peninjauan di Pasar Rawamangun.

Baca: Kuat Hadapi El Nino, Inflasi RI Kalahkan Korsel-AS

Foto: Menteri BUMN Erick Thohir dan rombongan sidak ke Pasar Rawamangun. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky) Menteri BUMN Erick Thohir dan rombongan sidak ke Pasar Rawamangun. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

"Untuk harganya sudah pasti baik," imbuhnya.

Dari hasil kunjungan hari ini, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menuturkan beras SPHP di tingkat pedagang eceran harganya Rp12.900 per kg, yang mana harga tersebut memang merupakan harga eceran tertinggi (HET) SPHP di tingkat konsumen.

"Kalau kunjungan sudah pasti baik. Nah besok-besok baru kita cek. Tapi berdasarkan pantauan hari ini beras SPHP diangka Rp10.900 (per kg)," ujar Arief.

Sementara untuk harga beras medium, ungkap Arief, berada di sekitar Rp12.000-Rp12.500 per kg, dan beras premium berada di kisaran Rp13.500-14.000 per kg.

(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dinakhodai Erick Thohir, Setoran BUMN Ke Negara Nyaris Rp2.000 Triliun