China Setop Ekspor Harta Karun Super Langka, RI Gimana?

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
02 October 2023 16:00
Rare earth element atau yang juga dikenal dengan sebutan logam tanah jarang (LTJ) . (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Rare earth element atau yang juga dikenal dengan sebutan logam tanah jarang (LTJ) . (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya akan melakukan eksplorasi dan analisa lebih lanjut untuk mengklasifikasikan mineral kritis atau Logam Tanah Jarang (LTJ) yang terkandung dalam mineral yang diekspor dari Indonesia.

Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Menteri ESDM, Arifin Tasrif. Dia bilang, Indonesia harus melakukan eksplorasi lebih dalam untuk mineral yang diekspor apakah terkandung LTJ di dalamnya. Hal itu lantaran LTJ dibutuhkan dalam proses transisi energi dalam negeri.

"Kita nggak tahu yang kita ekspor ada apa di dalamnya. Nah itu kita perlu eksplorasi lebih dalam lagi. Lakukan analisa-analisa gunanya untuk apa, ternyata banyak sekali," jelas Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (2/10/2023).

Arifin menyebutkan saat ini pihaknya tengah menyusun klasifikasi LTJ. Dia mengatakan pihaknya akan segera merampungkan klasifikasi tersebut dan melakukan pembicaraan dengan para stakeholder.

"Kita sedang menyusun klasfikasinya, dalam waktu dekat akan nanti Pak Irwandy (Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Bidang Tata Kelola Minerba) saya tugaskan. Dia akan jawab lah untuk bisa menyusun bicara dengan stakeholder," tambahnya.

Arifin mengatakan pemerintah melihat China yang sudah memberlakukan kebijakan pelarangan ekspor LTJ di negaranya.

Hal itu diketahui oleh Arifin saat menghadiri acara IEA Critical Mineral and Clean Energy Summit di Paris, Perancis pada tanggal 27 September 2023 lalu. "Kemarin di Perancis itu, Yunani protes, China itu sudah menyetop juga dia punya LTJ. Selama ini di banyak negara-negara maju mineral-mineral yang sangat jarang itu sangat banyak dimanfaatkan," tandasnya.

Sebagai informasi, Rencana pemerintah menggenjot pemanfaatan mineral langka Logam Tanah Jarang (LTJ) rupanya masih belum optimal. Hal tersebut dapat terlihat dari kegiatan eksplorasi yang belum didetailkan lebih lanjut.

Wakil Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bidang Mineral, Yoseph C.A Swamidharma mengungkapkan pihaknya selalu mendukung upaya pemerintah dalam menggalakkan hilirisasi di sektor pertambangan. Namun demikian, ia berharap agar LTJ di Indonesia dapat segera mendapatkan perhatian khusus.

"Memang kalau potensinya selama ini, geologis di Indonesia fokusnya memang ke lima mineral utama, yaitu besi, nikel, tembaga, bauksit, dan timah, jadi logam tanah jarang memang tertinggal eksplorasinya," ungkap Yoseph dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Jumat (13/9/2023).

Oleh karena itu, dia berharap agar pemerintah, baik Badan Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan geologis Indonesia perlu memperdalam dan memperbanyak aktivitas terkait penggalian logam tanah jarang.

"Memang tugas dari Badan Geologi, BRIN, dan geologis Indonesia perlu untuk memperdalam dan memperbanyak aktivitas di LTJ ini agar cadangan kita bertambah," ujarnya.

Dia mengatakan, penggalian LTJ ini perlu semakin digencarkan karena memiliki manfaat yang besar, mulai dari medan magnet untuk penggerak motor, baterai kendaraan listrik, hingga teknologi peralatan militer.

"LTJ saat ini salah satu unsur yang sangat ditunggu di dunia karena manfaatnya sangat besar, terutama mendukung program pemerintah untuk kendaraan listrik. Bukan hanya litium, nikel, mangan, dan kobalt tapi untuk beberapa LTJ juga digunakan untuk kendaraan listrik," jelasnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harta Karun Langka RI Diam-diam Dijual? Ini Kata Menteri ESDM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular