
'Kiamat' Batu Bara RI Masih Lama, Ini Tandanya

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski kini dunia beramai-ramai melakukan transisi energi, termasuk Indonesia, namun nyatanya "kiamat" batu bara diperkirakan masih akan lama terjadi.
"Kiamat" batu bara di Indonesia diperkirakan baru akan terjadi pada 30 tahun mendatang. Hal ini terlihat dari umur operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara di Tanah Air baru akan berakhir pada 2054.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut bahwa sebelum menuju tahap berakhirnya operasional PLTU terakhir di Indonesia, pemerintah berupaya untuk tetap mengoperasikan PLTU dengan teknologi rendah karbon.
"PLTU kita itu kan dari perjanjiannya (kontrak jual beli listrik) akan berakhir 2054, jadi dalam masa itulah kita harus banyak melakukan perbaikan-perbaikan untuk bisa mengoperasikan PLTU itu, ya memang emisinya bisa lebih rendah kan teknologi berkembang terus," kata Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (2/10/2023).
Meski demikian, pemerintah menilai dukungan pembiayaan dari negara maju untuk program pensiun dini PLTU merupakan hal yang cukup penting untuk direalisasikan. Mengingat, program pengurangan emisi dari sektor PLTU merupakan kepentingan bersama.
"Semua kan harus bekerja sama dan semua butuh dana, dananya jangan hanya untuk digunakan untuk hal yang tidak menjadi kepentingan bersama," ungkap Arifin.
Arifin pun berharap kesepakatan dana transisi energi dengan negara maju, melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP) senilai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun dapat digunakan untuk dua prioritas. Pertama yakni program pensiun dini PLTU, dan kedua untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia.
"Yang kita minta fokus untuk pensiun dini dan juga infrastruktur. Kan kalau gak ada transmisi mau transisi gimana, smart grid kalau sudah terbangun," kata dia.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Energi Terbarukan RI Masih Lesu, Ini Data Terkini
