Akhirnya! Efek BBM Naik Hilang, Inflasi RI Turun Drastis
Jakarta, CNBC Indonesia - Efek kenaikan harga Bahan Bakar Mineral (BBM) pada September 2022 akhirnya tidak lagi tercermin dalam inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2023.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan base effect akibat kenaikan BBM pada September 2023 telah berakhir. Komoditas bensin tidak lagi memberikan andil untuk inflasi September 2023 (year on year/y-o-y).
"Shock kenaikan harga BBM pada September 2022 mengakibatkan level IHK menjadi lebih tinggi dari sebelumnya," kata Amalia dalam paparan rilis BPS, Senin (2/10/2023).
Harga BBM meningkat akibat penyesuaian harga mewarnai inflasi tahunan selama 12 bulan. Ini adalah bentuk base effect kenaikan BBM, tegas Amalia.
Dengan berakhirnya efek ini, inflasi tahunan September 2023 tidak lagi diwarnai oleh harga BBM. Dari catatan BPS, inflasi tahunan pada September 2023 mencapai 2,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,44.
Adapun, efek inflasi bensin secara bulanan BPS belum berakhir. BPS menyoroti dampak inflasi penyesuaian harga BBM nonsubsidi pada September 2023. Menurut BPS, kenaikan harga ini masih memberikan andil inflasi secara bulanan sebesar 0,06%.
Sementara itu, secara historis, dampak penyesuaian harga BBM pada bulan ini lebih kecil dibandingkan dengan kebijakan yang sama pada September 2022.
(haa/haa)