Malaysia Tiba-Tiba Teriaki RI, Ada Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Malaysia akhirnya "berteriak" soal bencana di RI. Ini terkait kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan yang menyebabkan kabut asap.
Hal tersebut memperburuk kualitas udara di beberapa bagian seperti pantai barat dan Sarawak. Pernyataan resmi disampaikan Direktur Jenderal Departemen Lingkungan Hidup Malaysia Wan Abdul Latiff Wan Jaffar.
"Kualitas udara secara keseluruhan di negara ini menunjukkan penurunan," tegasnya dalam sebuah pernyataan akhir pekan lalu, dikutip dari AFP, Senin (2/10/2023).
"Kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Sumatera bagian selatan dan Kalimantan bagian tengah dan selatan Indonesia menyebabkan kabut asap melintasi batas negeri," ujarnya lagi.
Pernyataan itu juga didukung citra satelit. Di mana ada 52 titik api kebakaran hutan di Sumatera dan 264 di Kalimantan.
Ini juga dilaporkan Pusat Meteorologi Khusus ASEAN (ASMC) yang berbasis di Singapura. Badan itu khusus melacak kabut asap yang mempengaruhi Asia Tenggara.
Kebakaran hutan RI juga menimbulkan gangguan kabut asap di Malaysia tahun 2019. Kala itu, Negeri Jiran terpaksa menutup 2.500 sekolah .
Sebelumnya, kekhawatiran akan kabut asap kebakaran hutan RI juga telah disorot Singapura beberapa pekan sebelumnya. Media Singapura The Straits Times membuat peristiwa tersebut dalam artikel berjudul 'Forest fires blanket several Indonesian provinces, causing surge in people falling ill'.
"Badan Lingkungan Hidup Nasional Singapura telah memperingatkan bahwa cuaca kering di Sumatra pekan ini dapat mengakibatkan kondisi berkabut di tersebut, dan menambahkan bahwa pihaknya sedang memantau situasi dengan cermat," tulisnya lagi.
Media Reuters, juga memuat hal sama. Dalam artikel berjudul 'Indonesia braces for forest fires, crop loss from severe dry season', dilaporkan bagaimana RI diperkirakan akan mengalami musim kemarau yang parah akibat dampak pola cuaca El Nino.
Sementara itu dilansir media yang sama Menteri Lingkungan Hidup Indonesia membalas klaim itu. Ia membantah kabut asap lintas negara.
"Faktanya adalah tidak ada kabut asap lintas batas," kata Siti Nurbaya Bakar pada AFP.
(sef/sef)