Internasional

Awas Perang Baru di Eropa, Negara Ini Teriak Diserang!

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 29/09/2023 13:05 WIB
Foto: (REUTERS/STRINGER)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan antara Kosovo dan Serbia terus berlanjut. Baru-baru ini, Presiden Kosovo Vjosa Osmani menuduh Serbia dan presidennya, Aleksandar Vucic, berada di balik baku tembak antara pria bersenjata dan polisi Kosovar di bagian utara negara itu akhir pekan lalu.

Pihak berwenang Kosovo mengatakan polisi melawan sekitar 30 orang Serbia bersenjata lengkap yang menyerbu desa Banjska yang tenang pada hari Minggu dan membarikade diri mereka di sebuah biara Ortodoks Serbia. Tiga penyerang dan satu petugas polisi tewas.

Baku tembak tersebut telah menimbulkan kekhawatiran internasional baru mengenai stabilitas di Kosovo, yang mayoritas berpenduduk etnis Albania dan mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada 2008 setelah pemberontakan gerilya dan intervensi NATO pada 1999.


"Kosovo sedang diserang. Kelompok (bersenjata) hanya menjalankan niat dan motif Serbia sebagai negara dan Vucic sebagai pemimpinnya," papar Osmani dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Kamis (29/9/2023).

Serbia dan Vucic membantah tuduhan keterlibatannya. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu atau menjelaskan motif kelompok bersenjata tersebut.

Serbia, yang belum mengakui kemerdekaan bekas provinsinya, menyalahkan Kosovo karena memicu kekerasan dengan menganiaya warga etnis Serbia. Tudingan ini langsung dibantah pihak Pristina.

Osmani mengatakan Serbia masih memiliki klaim teritorial terhadap Kosovo dan bertindak untuk mencapai 'model Krimea' dengan menciptakan ketegangan di Utara. Model Krimea sendiri adalah cara Rusia untuk mencaplok Semenanjung Krimea dari Ukraina pada 2014 lalu, di mana Moskow mendorong etnis Rusia yang ada di wilayah itu untuk berpisah dari Kyiv.

Diketahui, wilayah Utara masih dihuni 50.000 warga Serbia lokal masih menganggap Beograd sebagai ibu kota mereka dan menolak pemerintahan dari Pristina. Ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Model Krimea dapat dilakukan kembali

"Apa yang ingin saya katakan kepada Presiden Vucic adalah berhenti main-main dengan Kosovo. Kosovo akan mempertahankan kebebasan, kemerdekaan, dan kedaulatannya dengan cara apa pun," tambah Osmani.

"Mereka mencoba menerapkan model Krimea di Republik Kosovo tetapi kami sama sekali tidak akan membiarkan hal itu terjadi... (kami) akan mempertahankan setiap inci wilayah Kosovo."

Kosovo dan Serbia telah melakukan pembicaraan selama lebih dari satu dekade mengenai normalisasi hubungan dengan mediasi yang dipimpin oleh Uni Eropa (UE). Awal tahun ini mereka menyepakati kesepakatan usulan UE, namun sejak itu mereka belum bisa menyepakati bagaimana cara mengimplementasikannya.

Osmani mengatakan pembicaraan antara keduanya kemungkinan besar tidak bisa dilanjutkan seperti sebelumnya.

"Kami telah menjadi korban agresi Serbia dan semua orang harus memperlakukannya seperti itu, juga dalam pendekatan mereka terhadap Serbia mulai sekarang."


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kerusuhan di Serbia, Warga Tuntut Presiden Mundur & Pemilu Dini