Cegah Nikel RI Gak Cepat Ludes, Ini Jurus Anak Buah Luhut
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) tengah mendorong pembangunan industri pengolahan baterai bekas di Indonesia. Hal tersebut menyusul menipisnya cadangan nikel RI sebagai bahan baku utama pembuatan baterai kendaraan listrik.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto guna mengantisipasi menipisnya cadangan nikel RI, pemerintah tengah mengupayakan pembangunan industri pabrik daur ulang baterai kendaraan listrik.
"Kita juga kembangkan industri untuk recycling-nya karena nikel ini 99% bisa kita ekstrak lagi. Teknologi yang ada sekarang bisa kita ambil 99% nikel yang ada di baterai bekas," ujar dia dalam Program Closing Bell CNBC Indonesia, dikutip Rabu (27/09/2023).
Seto pun membeberkan saat ini sudah ada pabrik daur ulang baterai kendaraan listrik yang terbangun di Morowali. Ke depan pemerintah akan mendorong kembali agar ada pembangunan fasilitas yang serupa.
Menurut Seto saat ini pihaknya tengah berupaya menjaga agar sisa umur cadangan nikel RI dapat bertahan hingga 25 tahun ke depan. Sebab dengan dimulainya proyek smelter nikel yang saat ini dalam tahap konstruksi, umur cadangan nikel diperkirakan akan menurun menjadi 20 tahun.
"Kita lihat ada yang konstruksi itu kira-kira (butuh) 1 juta ton jadi mungkin kapasitas kita kalau di tambang udah jadi sampai 1 juta ton itu akan membuat cadangan kita turun jadi 20 tahunan kita targetnya sih harus bisa dijaga di 20-25 tahun," kata Seto.
(pgr/pgr)