Jaga Keandalan Kilang Minyak, Pertamina Kocek Rp 29 Triliun
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Refinery & Petrochemical Pertamina, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), akan mengeluarkan biaya sebesar US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 29 triliun (asumsi kurs Rp 15.464 per US$) hingga 2026.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman mengatakan, biaya tersebut dibutuhkan untuk menjaga dan meningkatkan keandalan kilang minyak Pertamina selama 2022-2026 mendatang.
Dia memaparkan, biaya tersebut dilakukan untuk peremajaan (rejuvenation) dan digitalisasi, pemeriksaan (overhaul) dan turn around (perawatan/ perbaikan) kilang.
"Total kebutuhan biaya untuk menjaga dan meningkatkan keandalan kilang tahun 2022-2026 US$ 1,99 miliar," tuturnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (26/09/2023).
"Keandalan kilang terus ditingkatkan setiap tahunnya melalui program overhaul, turn around, dan rejuvenation (peremajaan), sehingga dapat meningkatkan readiness capacity kilang dan peningkatan fleksibilitas kilang dalam mengolah feedstock dan menghasilkan produk," tuturnya.
Dia menyebut, kilang Pertamina saat ini berada di 2nd quartile dengan prognosa 2023 sebesar 95,83%, dan menargetkan meningkat menjadi Top Quartile pada tahun 2026 yaitu 96,72%.
Dia memaparkan, pada 2023 perusahaan telah melakukan turn around untuk Kilang Cilacap, dan rencananya juga dilakukan pada Kilang Plaju, Sumatera Selatan, dan Kilang Dumai, Riau.
Tahun 2024 rencananya ada perawatan (turn around) pada Kilang Cilacap, Kilang Kasim di Papua, dan Kilang Balikpapan.
Pada 2025 perawatan di Kilang Plaju. Kemudian, pada 2026 ada perawatan pada Kilang Dumai, Balikpapan, Balongan, dan Kasim.
(wia)