Tiga Jurus DBS Jalankan Pembangunan Berkelanjutan, Apa Saja?

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank DBS Indonesia berkomitmen mendorong pengelolaan bisnis secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Executive Director, Treasury & Markets Bank DBS Indonesia, M.Suryo Mulyono mengatakan bahwa dalam mencapai visi Best Bank for a Better World, pihaknya menerapkan 3 sustainability pillars dalam praktik bisnis keseharian terhadap lingkungan.
Pilar pertama adalah Responsible Banking atau perbankan yang bertanggung jawab . Artinya, DBS Indonesia menerapkan prinsip sustainability dalam proses intermediary dalam bank.
Ini penting karena industri bank dikatakannya menjadi jadi salah satu sektor katalis atau penentu sektor riil apakah menggunakan dananya untuk tujuan yang baik atau merugikan lingkungan sosial.
"Banking menjadi katalis dalam arti kita harus bisa terapkan prinsip sustainability dalam kegiatan kami. Kami terapkan produk perbankan kami baik dari sisi funding maupun aset berbasis sustainability," ujar Suryo dalam Sustainable Future CNBC Indonesia, Selasa (26/9/2023).
Kemudian pilar yang kedua yakni Responsible Business Practices atau praktik bisnis yang bertanggung jawab. Dalam pilar ini, DBS menerapkan kegiatan operasional yang berwawasan ramah lingkungan dan sosial.
Contohnya saja, setiap jam makan siang di seluruh kantor DBS dunia, listrik dimatikan. Kemudian di setiap cabang kantor juga telah diinstal solar panel.
Sedangkan pilar ketiga yakni menciptakan Social Impact Beyond Banking atau menciptakan dampak sosial. Di sini, DBS proaktif untuk memiliki dampak positif bagi masyarakat di tempat bank tersebut beroperasi.
Misalnya, pihaknya mendirikan DBS Foundation yang tidak hanya memberikan financing namun juga coaching untuk social enterprises. Selain itu, pihaknya juga memiliki kampanye Toward Zero Food Waste (TZFW).
Adapun ketiga pilar tersebut diterapkan sebagai bentuk dukungan dalam mendorong NZE 2060 di Indonesia maupun global.
"Food Waste ini kita kadang melupakan tapi dari sisa makanan ternyata bisa menghasilkan gas metan yang menurut penelitian 80x lebih hangat ketimbang karbon monoksida. Dengan adanya TZFW ini kita upayakan tekan emisi karbon dunia," jelasnya.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kupas Tuntas Keberlanjutan Ekonomi Indonesia di Masa Depan
