
Putin Militerisasi Sekolah Rusia, Siapkan Anak untuk Perang

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekolah di Rusia mulai menerapkan kurikulum terbarunya seperti pelajaran perang. Hal ini terjadi saat Moskow masih terus meluncurkan serangan ke Ukraina.
Dalam laporan CNN International, di sekolah-sekolah di seluruh negeri, dinas militer diagung-agungkan, "kelompok sukarela" remaja dibentuk dan kurikulum nasional diubah untuk menekankan pembelaan terhadap tanah air.
Selain itu, anak-anak di kelas taman kanak-kanak mengenakan seragam dan ikut serta dalam latihan berbaris. Anak-anak yang lebih tua diajari cara menggali parit, melempar granat, dan menembak dengan amunisi sungguhan.
Militerisasi sekolah-sekolah umum di Rusia telah meningkat sejak serangan Rusia ke Ukraina. Menteri Pendidikan Sergei Kravtsov baru-baru ini mengatakan bahwa kini ada sekitar 10.000 klub "militer-patriotik" di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi Rusia, dan seperempat juta orang mengambil bagian dalam kegiatan mereka.
Klub-klub ini merupakan bagian dari upaya masif yang mencakup perombakan radikal terhadap kurikulum sekolah. Ada kelas wajib tentang nilai-nilai militer-patriotik dan buku sejarah yang diperbarui untuk menonjolkan perjuangan militer Rusia.
Program tersebut, yang sedang diuji tahun ini dan akan diperkenalkan pada tahun 2024, dirancang untuk menanamkan pada siswa pemahaman dan penerimaan terhadap estetika seragam militer, ritual militer, dan tradisi tempur.
"Siswa sekolah menengah juga akan diajari untuk menggunakan peluru tajam di bawah bimbingan perwira atau instruktur unit militer yang berpengalaman secara eksklusif di garis tembak," menurut Kementerian Pendidikan Rusia, dikutip Senin (25/9/2023).
Latihan ini sendiri mulai diberlakukan oleh Moskow sejak usia dini. Sebuah survei ekstensif yang dilakukan CNN terhadap media lokal dan sosial di Rusia menemukan bahwa anak-anak berusia tujuh atau delapan tahun telah menerima pelatihan dasar militer.
Pada Juli, misalnya, anak-anak di Belgorod memberikan tanda panggilan kepada diri mereka sendiri dan mengambil bagian dalam latihan yang mencakup penggunaan senjata otomatis, merakit senapan mesin, dan melewati rintangan.
Di Krasnodar pada Mei, puluhan anak-anak yang berusia tidak lebih dari tujuh atau delapan tahun berbaris dengan seragam tentara dan angkatan laut, beberapa di antaranya memegang senjata otomatis tiruan, ketika mereka melewati para pejabat di podium.
Dalam parade yang diadakan di kota Vologda, seorang anak kecil memberi hormat dan berkata kepada petugas: "Komandan parade! Parade sudah siap. Saya Komandan Uliana Shumelova."
Pemandangan serupa juga terjadi dari Sakhalin di Timur Jauh Rusia hingga Yeysk di Laut Azov. Ada anak yang terlihat bersemangat, ada pula yang kebingungan. Di Yeysk, seorang anak prasekolah memimpin barisan penjaga perbatasan, sementara teman-temannya meneriakkan: "Satu, dua, tiga. Kiri, kiri, kiri!"
Sebagian besar anak-anak dalam parade ini mengenakan seragam militer dan mencoba berbaris. Seringkali mereka membawa gambar pahlawan militer Rusia.
Simbolisme dari apa yang disebut Kremlin sebagai "Operasi Militer Khusus" di Ukraina juga dirayakan. Di kota Astrakhan, anak-anak taman kanak-kanak mengenakan seragam dan kendaraan mainan berhiaskan huruf Z, simbol propaganda yang digunakan untuk menunjukkan dukungan terhadap perang Ukraina.
Sementara itu, anak-anak Rusia juga diharapkan berkontribusi dalam upaya perang dengan cara yang praktis. Partai Rusia Bersatu yang berkuasa meluncurkan sebuah program di Vladivostok di mana anak-anak sekolah menjahit celana dan topi untuk tentara.
Di Vladimir, anak-anak menjahit balaclava untuk militer dalam pelajaran ketenagakerjaan, sebagai bagian dari kampanye yang disebut "Kami menjahit untuk laki-laki kami."
Siswa di sebuah sekolah teknik di Voronezh ditugaskan membuat kompor bergerak dan lilin parit untuk militer Rusia. Gadis remaja penyandang disabilitas di Ussuriysk direkrut untuk menjahit ikat kepala dan perban bagi Distrik Militer Utara.
Di Buryatia di Timur Jauh Rusia, anak-anak yatim piatu menjahit jimat 'keberuntungan' untuk tentara yang bertempur di Ukraina.
"Tujuannya adalah untuk menumbuhkan rasa gotong royong dan kekeluargaan, kualitas moral dan psikologis yang tinggi, serta mempersiapkan generasi muda untuk bertugas di Angkatan Bersenjata Federasi Rusia," papar Kementerian Pertahanan Rusia.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Ngamuk di Tahun Baru, Perang Rusia-Ukraina Makin Ngeri
