Menpan RB Belajar Reformasi Birokrasi ke Korsel, Buat Apa?

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
22 September 2023 12:25
Peserta Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menjalani pemeriksaan validasi dokumen identitas di Gedung pusat Badan Kepegawaian Negara/BKN, Jakarta, Kamis, 2/9.  Pada hari ini Sebanyak 800 peserta mengikuti Seleksi Kompetensi Dasar (SKD). Pantauan CNBC Indonesia peserta Calon ASN mulai datang pukul 08.30 wib. para peserta melakukan registrasi serta pemberian PIN, penitipan barang, body checking. Kemudian, peserta memasuki ruang tunggu steril, dan peserta berpindah dari ruang steril ke ruang ujian. Kepala biro Humas Hukum dan kerja sama pak Satya Pratama mengatakan Penyelenggaraan tes SKD ini, lanjut dia, terdapat tiga sesi yang tujuannya mencegah penyebaran wabah virus corona. Bahkan, sebelum pelaksanaan tes, ruangan yang menjadi tempat ujian dilakukan penyemprotan desinfektan. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Gedung pusat Badan Kepegawaian Negara/BKN, Jakarta, Kamis (2/9./2021).  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi M. Azwar Anas mengatakan mendapatkan tugas dari Presiden Jokowi untuk melakukan reformasi dengan jalan melakukan digitalisasi pemerintahan. Anas mengatakan ingin belajar hal tersebut dari Korea Selatan.

"Digitalisasi ini, e-government sesuatu yang sangat penting dan Korea telah memulai sejak tahun 2000," kata Anas saat pidato di acara Indonesia-Korea Digital Government Cooperation Forum di Sheraton Grand Jakarta, Jumat (22/9/2023).

Anas mengatakan Korea Selatan dapat menjadi contoh yang baik untuk melakukan transformasi digital di bidang pemerintahan. Menurut dia, ketika negara ginseng itu memulai digitalisasi pemerintah pada 2000, jalannya tidak mudah. Namun, kata dia, saat ini Korsel sudah berhasil melakukan reformasi itu dan mengantarkannya menjadi negara dengan ekonomi yang kuat.

"Memang kalau kita lihat, tingkat studi banding orang Indonesia ke Korea baik kementerian, lembaga, pemerintah daerah itu sangat tinggi," paparnya.

Selain itu, Anas mengatakan Indonesia juga bisa belajar banyak dari Korsel karena kedekatan kultur Asia. Menurut dia secara fisik, postur dan makanan orang Korsel tidak berbeda jauh dengan Indonesia. Akan tetapi, Korsel berhasil menjadi negara dengan kompetensi yang luar biasa.

"Hidungnya sama tidak terlalu mancung, tingginya juga sama, kenapa bisa beda dengan kita. Kedekatan ini yang mestinya mendorong kita untuk juga bisa seperti Korea," ujarnya.

Anas mengatakan Korsel saat ini menjadi negara yang mampu memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk melakukan pelayanan publik yang baik. Menurut dia, transformasi digital birokrasi yang dilakukan oleh Korsel bisa ditiru oleh Indonesia untuk memperbaiki pelayanan publik di dalam negeri.

"Tadi saya bercerita tidak pernah situasi politik jelang Pilpres sangat stabil seperti sekarang ini, ini adalah momentum yang Bapak Presiden ingin menggerakan semua birokrasi bergerak untuk birokrasi yang berdampak, salah satunya adalah Presiden memerintahkan ke kita bagaimana digitalisasi ini bisa jalan," katanya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berita Duka: Mantan MenPANRB Syafruddin Wafat, Dikubur Siang Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular