Internasional

Azerbaijan Klaim Kemenangan, Perang Lawan Armenia Berakhir?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
21 September 2023 09:15
Warga sipil keluar dari truk saat evakuasi yang dilakukan oleh pasukan penjaga perdamaian Rusia di lokasi yang tidak diketahui menyusul peluncuran operasi militer oleh pasukan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, wilayah yang dihuni oleh etnis Armenia, dalam gambar diam dari video yang dipublikasikan 20 September 2023 . (Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS)
Foto: Warga sipil keluar dari truk saat evakuasi yang dilakukan oleh pasukan penjaga perdamaian Rusia di lokasi yang tidak diketahui menyusul peluncuran operasi militer oleh pasukan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, wilayah yang dihuni oleh etnis Armenia, dalam gambar diam dari video yang dipublikasikan 20 September 2023 . (via REUTERS/RUSSIAN DEFENCE MINISTRY)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang antara Azerbaijan dan Armenia yang terjadi di Nagorno-Karabakh selama 24 jam terakhir telah dihentikan dengan gencatan senjata.

Melansir BBC International, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan menyatakan bahwa kedaulatan negaranya atas Nagorno-Karabakh telah dipulihkan setelah serangan militer 24 jam terhadap pasukan etnis-Armenia.

Ilham Aliyev memuji kepahlawanan tentara Azerbaijan beberapa jam setelah pasukan Karabakh setuju untuk menyerah.

Tentara Azerbaijan mengatakan mereka telah merebut lebih dari 90 posisi dari etnis Armenia sebelum kedua belah pihak mengumumkan bahwa penghentian permusuhan sepenuhnya telah disepakati melalui pasukan penjaga perdamaian Rusia, pada Rabu (20/9/2023) mulai pukul 13:00 waktu setempat.

Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, yang digariskan oleh Azerbaijan dan Rusia, yang memiliki pasukan penjaga perdamaian di lapangan, pasukan lokal Karabakh harus berkomitmen untuk dibubarkan dan dilucuti sepenuhnya.

Ada juga komitmen agar pasukan Armenia menarik diri, meskipun pemerintah Armenia menyangkal kehadiran militer di sana.

Kepresidenan Azerbaijan mengatakan para pejabat akan bertemu dengan perwakilan Armenia di Karabakh untuk melakukan pembicaraan mengenai masalah reintegrasi di kota Yevlakh, Azerbaijan, pada Kamis. Presiden Aliyev mengatakan rakyat Azerbaijan tidak menentang rakyatnya.

Yevlakh terletak sekitar 100 km (60 mil) di utara ibu kota wilayah Karabakh, Khankendi, yang dikenal sebagai Stepanakert oleh orang Armenia.

Saat ini, sekitar 120.000 etnis Armenia tinggal di daerah kantong Kaukasus Selatan, yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan dan bermaksud untuk mengendalikan sepenuhnya wilayah yang memisahkan diri itu.

Militernya melancarkan operasi "anti-teror" pada Selasa, menuntut pasukan Karabakh mengibarkan bendera putih dan membubarkan rezim ilegal mereka. Tanpa dukungan dari negara tetangganya, Armenia, dan setelah blokade efektif selama sembilan bulan, etnis Armenia segera menyerah.

Pejabat Armenia melaporkan sedikitnya 32 orang tewas, termasuk tujuh warga sipil, dan 200 lainnya luka-luka. Namun menurut seorang pejabat hak asasi manusia separatis Armenia, sedikitnya 200 orang tewas dan lebih dari 400 lainnya luka-luka.

Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan di Yerevan, ibu kota Armenia, pada Rabu untuk menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Nikol Pashinyan atas penanganan krisis tersebut.

Sejak runtuhnya Uni Soviet, Armenia dan tetangganya telah berperang dua kali di Nagorno-Karabakh, wilayah pegunungan yang tidak memiliki daratan di barat daya Azerbaijan.

Perang enam minggu pada tahun 2020 menyebabkan beberapa ribu kematian tetapi memungkinkan Azerbaijan, yang didukung oleh Turki, merebut kembali wilayah di sekitar dan di dalam wilayah kantong tersebut, sehingga membuat etnis Armenia terisolasi.

Selama sembilan bulan terakhir, Azerbaijan telah melakukan blokade efektif terhadap satu-satunya jalan menuju Karabakh dari Armenia, yang dikenal sebagai Koridor Lachin. Etnis Armenia di daerah kantong tersebut mengeluhkan kekurangan makanan, obat-obatan dan perlengkapan mandi dan Armenia tidak dapat membantu.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alert! Perang Baru Pecah di Asia, Operasi Militer Dimulai

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular