Awas Migor Langka Terulang! Beli Beras Murah Bulog Dibatasi

Martya, CNBC Indonesia
20 September 2023 20:05
Penyaluran Beras Bulog ke Warga. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Penyaluran Beras Bulog ke Warga. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey membenarkan adanya pembatasan pembelian beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog di ritel modern. Sehingga konsumen hanya diperbolehkan membeli paling banyak 2 karung beras SPHP ukuran 5kg.


Adapun pembatasan pembelian beras SPHP Bulog tersebut, untuk pemerataan distribusi beras, agar bisa sampai kepada seluruh konsumen dan tidak terjadi kelangkaan.


"(Konsumen hanya boleh beli) 2 karung per konsumen. Kami batasi karena untuk pemerataan. Karena kalau nggak nanti bakal kayak minyak goreng lagi. Barang datangnya malam, pagi sudah habis," kata Roy saat ditemui wartawan di kawasan Kebayoran Lama Jakarta, Rabu (20/9/2023).


Supaya pemerataan itu terjadi, kata Roy, perlu dilakukan pembatasan pembelian bagi konsumen, yakni maksimal pembelian 2 karung per konsumen. Sebab, satu karung ukuran 5 kg beras itu bisa mencukupi kebutuhan satu keluarga dalam satu pekan.


"Pembatasan pembelian 2 karung per konsumen supaya ada pemerataan. Karena 5 kg per keluarga bisa buat satu minggu," tukasnya.


Roy mengatakan pihaknya juga akan segera menggelar rapat untuk mengkaji, ihwal distribusi beras SPHP Bulog di ritel modern tetap merata di seluruh wilayah Indonesia.


"Ke daerah mana saja, kita baru mau rapat sama anggota Jumat (22/9/2023) pagi (mendatang). Kita review saja bahwa arahan supaya pemerataan itu terjadi. Karena kan beras SPHP ini belum masuk semuanya (penugasan impor 2 juta ton beras). Kan 400 ribu (beras impor) nya masih on the way (dalam perjalan)," ujarnya.


Pemerintah memang tengah menggelontorkan beras SPHP ukuran 5 kg ke ritel-ritel modern. Hal ini tak terlepas dari upaya pemerintah dalam menstabilkan harga beras di pasaran yang belakangan terus melambung tinggi.


Roy menyebut pemerintah telah menilai positif ritel modern mampu menjaga atau menstabilkan harga beras di pasaran.


"Tadi pagi rapat sama Bulog dan Bapanas, (membahas) gimana supaya bisa menyalurkan ke ritel, karena ritel yang paling bisa menjaga harga di Rp10.900 per kg, Rp54.500 per 5 kg. Kita jualnya kan nggak pernah di atas itu, dan kita nggak pernah jual oplosan 5 kg (dari beras curah 50 kg). Kita nggak ada tukang oplosnya, yang buka karung nya nggak ada, jadi kita terima 5 kg semua. Kita langsung taruh, lalu semua orang beli, jadi nggak mungkin kita oplos," jelas Roy.


"Tadi Satgas Pangan juga mengatakan harus pakai ritel, karena ritel yang paling aman harganya. Masuk invoice kita belinya, jual Rp10.900 per kg atau Rp54.500 per 5 kg yang SPHP, itu keliatan dari struk. Kalau yang pedagang pasar kan siapa yang bisa mengontrol, mereka nggak ada struk," lanjut dia.


Untuk itu, Roy meminta agar Bapanas bersama Bulog dapat menggelontorkan beras SPHP sebanyak 2.500 ton per bulan untuk ritel modern.


"Tadi saya minta 2.000-2.500 ton beras SPHP. (Jumlahnya) kecil sih, tapi konsisten. Karena kan kita juga ada beras premium dari distributor, dari petani. Ini beras SPHP yang Rp54.500 per 5 kilogram itu," ujarnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau Pemilu Bulog Punya Stok Beras 1,4 Juta Ton, Aman?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular