Titiek Soeharto Desak Bapanas Keluarkan Stok Beras Bulog

Marty Rizky, CNBC Indonesia
04 September 2025 15:45
Sentra Penggilingan Padi Bulog di Karawang, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Sentra Penggilingan Padi Bulog di Karawang, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto meminta Badan Pangan Nasional (Bapanas) mempercepat penyaluran stok beras Bulog. Ia mengingatkan agar beras tidak terlalu lama disimpan di gudang karena bisa rusak dan menimbulkan kerugian besar.


"Saya sudah berulang kali dari bulan Februari stok beras di Bulog harus berputar, jangan disimpan apalagi lebih dari 1 tahun. Kalau nanti harus di-scrap kan kita rugi, 100 ribu ton beras aja (yang rusak) kita rugi Rp1,2 triliun," kata Titiek dalam rapat dengar pendapat Komisi IV DPR RI bersama Bapanas di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (4/9/2025).


Titiek menegaskan, Bapanas memiliki kewenangan untuk menugaskan penyaluran beras Bulog, sehingga tidak bisa hanya menunggu tanpa kepastian.


"Tolong ini dikoordinasikan, jangan lah kita simpan hanya untuk supaya kita bisa cadangan beras yang tahun ini, tapi kita harus buang beras. Bapak jangan bilang mengusulkan mengusulkan bapak punya wewenang," tegasnya.


Selain soal stok beras, Titiek juga menyoroti perlunya target jelas untuk swasembada pangan. Menurutnya, rencana itu tidak boleh hanya berhenti pada komoditas beras, tapi juga mencakup daging, bawang putih, hingga kedelai.


"Presiden ini kan keinginannya ada swasembada tidak hanya beras, Bapanas punya perencanaan kapan mau swasembada pangan, nggak bisa never, kalau never gimana? cita-cita Presiden tidak terpenuhi, Bapanas dibicarakan kapan kita bisa swasembada daging, bawang putih, kedelai. Kita ini bangsa pemakan tempe, masa kedelai saja impor terus sampai seumur hidup. Kan nggak bisa ya, tolong dipikirkan lagi," ujarnya.


Kritik juga datang dari anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS, Riyono. Ia menilai janji percepatan penyaluran stok beras Bulog sudah terlalu sering disampaikan.


"Cadangan beras Bulog akan dipercepat, ini sudah kedua sampai ketiga kali. dan tadi disampaikan sampai ditahan dan umurnya lebih setahun 100 ribu ton beras di Bulog potensi kerugian Rp1,2 triliun. Kalimat dipercepat kapan? Siapa yang menahan keputusan dan bapak? saya kepala Bapanas saya perintahkan untuk dikeluarkan, siapa yang menahan itu? saya harap Kepala Bapanas menghindari kerugian Rp1,2 triliun," ucapnya.


Menjawab sorotan tersebut, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa dalam dua bulan terakhir penyaluran beras Bulog sudah berjalan melalui bantuan pangan dan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).


"Artinya ada percepatan karena anggaran kita baru keluar bulan Juli. Makanya saya sampaikan mudah-mudahan 2026 tidak seperti ini, karena setiap mau melakukan action harus mengajukan lagi, menunggu lagi," jelas Arief.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Beras Dunia Jatuh, Indonesia Jadi Penyebabnya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular