Ramai Toko di Pasar Tanah Abang Tutup, Begini Faktanya
Jakarta, CNBC Indonesia - Ramai dan penuh sesak pengunjung seakan sudah menjadi ciri khas dari Pasar Tanah Abang. Sayangnya, pusat grosir terbesar di Asia Tenggara kini lengang, tak ada lagi penampakan sesak pengunjung. Toko-toko di pasar ini kini banyak yang tutup.
Pantauan CNBC Indonesia di Blok B Pasar Tanah Abang hari ini, Rabu (20/9/2023), tampak suasana pasar yang sepi. Pedagang pun tak terlihat atau tak terdengar menawarkan dagangannya saat kaki menginjak lantai 3 dan 3A Blok B Pasar Tanah Abang.
Lebih dari separuh lantai 3 dan lantai 3A nampak banyak kios yang tutup, gelap, sepi dan sunyi. Seakan tidak ada lagi kegiatan tawar menawar di kedua lantai gedung ini. Meski ada beberapa pedagang yang sedang sibuk mengemas barang yang akan dijual lewat platform belanja online.
Hal ini dibenarkan oleh Mahmud, salah seorang pedagang baju olahraga. Dia mengatakan kondisi lantai 3 dan lantai 3A memang benar adanya sepi dari pengunjung, banyak kios yang tutup, dan kios-kios hanya digunakan sebagai gudang saja.
"Iya bener lantai 3 dan 4 (3A) sekarang banyak yang tutup. Sudah lama tutupnya, dari pas Covid-19 kali ya, jadi mereka pakai cuma buat gudang-gudang doang karena pengunjung sudah nggak ada yang naik. Jadi mereka buka terus langsung ditutup lagi, karena cuman buat naruh barang sama buat ngebungkus-bungkus (barang dagangan) online," kata Mahmud saat ditemui di lokasi.
Tidak hanya itu, lanjutnya, ada juga beberapa toko tutup yang memang sudah habis masa kontraknya dan memutuskan untuk tidak lanjut berjualan di Pasar Tanah Abang.
Hal senada juga disampaikan Niken, pedagang lainnya di Pasar Tanah Abang.
Dia mengatakan banyak tetangga kiosnya di lantai 3A pusat grosir ini yang memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrak karena memilih berjualan online dari rumah. Sehingga banyak ditemui kios-kios kosong di lantai 3 dan 3A Blok B Pasar Tanah Abang yang ditinggal oleh para pedagangnya.
"Semenjak habis Covid-19, mungkin awal 2023 itu mulai pelan-pelan pada pergi. Jadi karena semua imbasnya ke online daripada mereka sewa toko di sini kena service charge toko, harus bayar listrik ya mereka akhirnya mending buka di rumah kalau memang online bisa di rumah," kata Niken.
(dce)