Internasional

Penelitian Terbaru Ungkap WFH Bisa Kurangi Emisi hingga 54%

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Selasa, 19/09/2023 14:30 WIB
Foto: Sejumlah kendaraan pejabat yang di kawal voorijder melintas di kawasan tol Gatot Subroto, Jakarta, Rabu, (6/9). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Karyawan yang bekerja dari rumah atau work from home (WFH) sepanjang waktu rupanya menghasilkan kurang dari setengah emisi gas rumah kaca dibandingkan yang bekerja dari kantor atau work from office (WFO).

Fakta ini dibeberkan dalam sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.

Studi tersebut menemukan bahwa karyawan WFH di Amerika Serikat (AS) diperkirakan dapat mengurangi emisi mereka sebesar 54%, dibandingkan dengan karyawan WFO. Namun, pekerja hybrid (WFO & WFH) tidak mengurangi emisi mereka secara drastis.


WFH satu hari dalam seminggu mengurangi emisi hanya sebesar 2%, dan WFH selama dua atau empat hari seminggu mengurangi emisi seseorang hingga 29% dibandingkan dengan pekerja yang bekerja dari kantor.

Penyebab utama berkurangnya emisi pekerja WFH adalah berkurangnya penggunaan energi di kantor, serta berkurangnya emisi dari perjalanan sehari-hari.

Manfaat bekerja dari rumah dalam mengurangi emisi secara lebih luas mencakup berkurangnya kemacetan kendaraan pada jam-jam sibuk di area perjalanan, yang kemungkinan akan meningkatkan penghematan bahan bakar.

Di sisi lain, para penulis penelitian tersebut memperingatkan bahwa bekerja dari rumah perlu direncanakan secara hati-hati agar dapat memberikan manfaat penghematan emisi.

"Orang-orang berkata: 'Saya bekerja dari rumah, saya net zero.' Itu tidak benar," kata rekan penulis Fengqi You dari Cornell University, seperti dikutip The Guardian, Selasa (19/9/2023).

"Manfaat bersih dari bekerja jarak jauh adalah positif, namun pertanyaan kuncinya adalah seberapa positifnya. Ketika orang bekerja dari jarak jauh, mereka cenderung menghabiskan lebih banyak emisi untuk aktivitas sosial."

Studi ini juga menemukan bahwa perjalanan bukan untuk bekerja dari karyawan yang WFH juga jauh meningkat seiring dengan semakin banyaknya penggunaan kendaraan bermotor dan penerbangan.

Pandemi Covid-19 menciptakan revolusi kerja jarak jauh bagi banyak pekerja kantoran. Di AS dan negara lain, banyak orang yang pindah dari kota yang padat ke desa yang lenggang. Menurut penelitian, hal ini dapat mengakibatkan jarak perjalanan yang lebih jauh bagi pekerja hybrid dan jejak karbon yang lebih besar karena meningkatnya penggunaan kendaraan pribadi.

"Meskipun pekerjaan jarak jauh menunjukkan potensi dalam mengurangi jejak karbon, pertimbangan yang cermat terhadap pola perjalanan, konsumsi energi bangunan, kepemilikan kendaraan, dan perjalanan yang tidak terkait dengan perjalanan pulang pergi sangat penting untuk sepenuhnya menyadari manfaat lingkungannya," kata para penulis.

Meskipun temuan ini tidak berlaku bagi pekerja di banyak sektor - misalnya, sopir bus yang tidak dapat bekerja dari rumah - temuan ini memberikan petunjuk tentang bagaimana perusahaan yang bekerja di kantor dapat mengurangi emisi perusahaan.

Studi ini menemukan bahwa TI dan komunikasi menyumbang persentase kecil dari keseluruhan emisi. Oleh karena itu, pengurangan emisi harus fokus pada energi terbarukan untuk pemanas dan pendingin kantor, serta dekarbonisasi perjalanan.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: 5 Tahun "Climate Solutions Partnership" Tekad RI Kurangi Emisi