
Bahaya! RI Masih Kecanduan Impor Minyak, Ini Buktinya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia tercatat masih "kecanduan" impor minyak, baik minyak mentah maupun produk pengolahannya seperti Bahan Bakar Minyak (BBM).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor minyak mentah RI selama Januari-Agustus 2023 tercatat mencapai 11,42 juta ton, melejit 17% dibandingkan periode yang sama pada Januari-Agustus 2022 yang mencapai 9,77 juta ton.
Adapun dari sisi nilai, impor selama 8 bulan di tahun 2023 ini tercatat turun menjadi US$ 6,84 miliar dari US$ 7,50 miliar pada periode yang sama tahun 2022 lalu.
Begitu juga dengan impor hasil minyak alias BBM. Selama Januari-Agustus 2023 impor hasil minyak RI tercatat mencapai 17,28 juta ton, naik 4% dibandingkan impor periode Januari-Agustus 2022 16,59 juta ton.
Meski impor terbesar terlihat berasal dari produk bahan bakar kendaraan bermotor atau bensin seperti Pertamax (RON 92).
Impor bahan bakar motor selama Januari-Agustus 2023 tercatat mencapai 10,49 juta ton, turun tipis dari periode yang sama 2022 yang sebesar 10,79 juta ton. Impor BBM tersebut terdiri dari impor Pertamax 10,18 juta ton, naik 4,5% dari periode yang sama tahun lalu 9,74 juta ton, dan produk lainnya 305,84 ribu ton, melejit 306% dari periode yang sama tahun lalu 75,34 ribu ton.
Sementara impor bahan bakar pesawat terlihat menurun menjadi 117,28 ribu ton pada Januari-Agustus 2023 dari 137,65 ribu ton pada periode yang sama di 2022. Impor bahan bakar pesawat tersebut terdiri dari impor aviation gasoline (Avgas) 408 ton, turun dar 767,9 ton pada Januari-Agustus 2022. Sementara impor aviation turbine (Avtur) pada Januari-Agustus 2023 ini tercatat turun menjadi 116,88 ribu ton dari 136,88 ribu ton pada periode yang sama 2022.
Adapun impor untuk bahan bakar diesel terlihat mengalami lonjakan paling besar, yakni mencapai 22% menjadi 3,75 juta ton dibandingkan 3,07 juta ton pada Januari-Agustus 2022.
Impor terbesar terlihat dari jenis High Speed Diesel (HSD) yakni 2,75 juta ton pada 8 bulan 2023 ini, naik dari 2,56 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara diesel lain sebesar 3.324 ton, naik dari 2.273 ton pada periode yang sama 2022. Dan impor minyak bakar tercatat melejit 98% menjadi 999,54 ribu ton pada Januari-Agustus 2023 dari 505,24 ribu ton pada periode yang sama di 2022.
Adapun impor hasil minyak lainnya tercatat mencapai 2,92 juta ton, naik dari 2,59 juta ton pada periode yang sama di 2022.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alamak! Impor Minyak RI Tembus Rp 300 Triliun