
5 Update Perang Rusia Ukraina, Kandang Putin Diacak-acak

Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina makin gencar melakukan serangan balasan kepada Rusia. Terbaru, ada laporan lebih lanjut tentang ledakan di Krimea semalam, dan pihak berwenang Rusia kemudian menutup jembatan utama pada Kamis pagi.
Semua lalu lintas dihentikan di jembatan Krimea, yang menghubungkan semenanjung yang diduduki Rusia dengan daratan Rusia, selama empat jam pagi ini sebelum dibuka kembali. Tidak ada alasan yang diberikan atas penutupan tersebut.
Berikut update lain terkait perang Rusia-Ukraina, seperti dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Jumat (15/9/2023):
Ukraina Hancurkan Sistem Pertahanan Udara Rusia di Krimea
Sebuah sumber intelijen Ukraina mengatakan kepada Reuters bahwa pasukan negaranya telah menghancurkan sistem pertahanan udara Rusia di dekat kota Yevpatoriya di Krimea yang dianeksasi.
Ukraina menghancurkannya melalui serangan drone dan rudal, yang dilakukan oleh Dinas Keamanan Ukraina dan angkatan laut pada Kamis malam.
Sumber Ukraina mengatakan drone membutakan sistem pertahanan udara "Triumf" Rusia dengan menyerang radar dan antenanya. Angkatan Laut kemudian menembakkan dua rudal jelajah Neptunus buatan Ukraina ke kompleks peluncuran sistem tersebut.
Analis militer menyebut rudal anti-kapal Neptunus telah dimodifikasi untuk menyerang sasaran darat.
Serangan itu terjadi sehari setelah Ukraina meluncurkan rudal ke pelabuhan Sevastopol di Krimea, markas Armada Laut Hitam angkatan laut Rusia, dalam serangan yang menandakan kemampuan rudal Ukraina yang semakin meningkat.
Sementara Rusia mengatakan pertahanan udaranya menembak jatuh 11 drone penyerang semalam di Krimea. Namun klaim ini tidak dapat diverifikasi secara independen.
Ukraina Konfirmasi Serangan ke Rusia
Ukraina kemudian mengonfirmasi pihaknya menargetkan sistem rudal permukaan-ke-udara Rusia di Krimea pada Kamis, menyusul laporan ledakan pada dini hari.
"Pada pagi hari, Angkatan Bersenjata Ukraina menyerang lokasi sistem rudal "permukaan-ke-udara" musuh di dekat Yevpatoriya di Krimea yang diduduki sementara," kata direktorat komunikasi strategis angkatan bersenjata Ukraina melalui Telegram.
Outlet berita Ukraina Ukrinform sebelumnya mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan angkatan laut Ukraina dan unit kontra intelijen militer dari dinas keamanan Ukraina telah menghancurkan sistem pertahanan udara Triumf di Yevpatoria, yang untuk sementara menduduki Krimea, semalam hingga Kamis.
Serangan itu menghancurkan sistem pertahanan udara Triumf Rusia senilai US$1,2 miliar. Sementara Kantor berita Interfax mengatakan sumber SBU mengatakan bahwa drone dan rudal Neptunus bekerja secara efektif mencapai sasaran.
"Pertama, drone SBU menghantam 'mata' kompleks - radar dan antena, dan setelah menonaktifkan stasiun radar unit Angkatan Laut, dua rudal jelajah Neptunus menghantam kompleks peluncuran S300/400 Triumf," kata sumber SBU.
Serangan Pelabuhan Danube Kurangi Potensi Ekspor Gandum
Ukraina menyebut serangan terhadap pelabuhan Danube telah mengurangi potensi ekspor gandum. Wakil perdana menteri Ukraina Oleksandr Kubrakov mengatakan kini potensi ekspor biji-bijian dari pelabuhan di Danube telah berkurang hampir 500.000 metrik ton per bulan.
"Hal ini mengancam kekurangan pangan di negara-negara yang bergantung pada produk pertanian Ukraina," kata Kubrakov.
Sejauh ini, serangan terhadap pelabuhan-pelabuhan besar di tempat-tempat seperti Izmail dan Reni telah menghancurkan jalur penting ekspor pertanian.
Lebih dari 500 Anak Tewas Selama Perang Rusia-Ukraina
Kantor jaksa agung Ukraina, seperti yang diunggah di Telegram, mengatakan lebih dari 500 anak telah tewas sejak dimulainya perang di Ukraina. Angka tersebut berasal dari 24 Februari 2022 hingga 14 September 2023.
"Menurut informasi resmi dari jaksa penuntut anak, 504 anak terbunuh dan lebih dari 1.123 orang terluka dalam berbagai tingkat keparahan," lapor kantor tersebut, menyebut sebagian besar anak-anak yang terkena dampak berada di wilayah Donetsk, Kharkiv dan Kyiv.
Sementara "Children of War" berupaya melacak kematian anak-anak setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, namun platform ini menyoroti bahwa tidak mungkin untuk menentukan jumlah pasti anak-anak yang terluka akibat permusuhan aktif dan pendudukan sementara di sebagian wilayah Ukraina.
Rusia Usir Dua Staf Kedutaan AS Akibat 'Kegiatan Ilegal'
Kementerian Luar Negeri Rusia telah menyatakan dua staf kedutaan AS sebagai "persona non grata" karena melakukan "kegiatan ilegal."
Pernyataan Kementerian Luar Negeri, yang diterjemahkan oleh NBC, mengatakan bahwa J. Sillin dan D. Bernstein telah mempertahankan kontak dengan warga negara Rusia R. Shonov.
"(Shonov) dituduh melakukan 'kerja sama rahasia' dengan negara asing, yang diberikan kompensasi finansial sebagai imbalannya. tugas-tugas yang bertujuan merugikan keamanan nasional Federasi Rusia," menurut Kemlu Rusia.
Namun laporan Kemlu Rusia tidak dapat diverifikasi secara independen.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Menang Lagi di Ukraina, Zelensky Ngamuk Bom Minyak Rusia